Enam Isu di G20, Apa Manfaat bagi Dunia Internasional?

photo author
- Selasa, 22 Maret 2022 | 13:05 WIB
 Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan  Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono,  menyatakan  Indonesia akan memprioritaskan enam isu yang akan  diangkat dalam Trade, Investment and Industri Working Group (TIIWG)  G20. (dok)
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menyatakan Indonesia akan memprioritaskan enam isu yang akan diangkat dalam Trade, Investment and Industri Working Group (TIIWG) G20. (dok)


JAKARTA, AYOSEMARANG.COM - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan
Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono,
mengemukakan, Indonesia akan memprioritaskan enam isu yang akan
diangkat dalam Trade, Investment and Industri Working Group (TIIWG)
G20.

Prioritas itu meliputi reformasi badan perdagangan dunia atau World Trade
Organization (WTO), kontribusi penting sistem perdagangan antar negara
untuk memperkuat capaian dalam Sustainable Development Goals (SDGs),
respons perdagangan, investasi dan industri terhadap pandemi dan
arsitektur kesehatan global.

Berikutnya soal perdagangan digital dan GVC yang berkelanjutan,
mendorong investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global,
serta industrialisasi inklusif yang berkelanjutan melalui Industri 4.0.

Baca Juga: 5 Fakta Ibu di Brebes yang Tega Gorok Leher Anaknya hingga Tewas

"Jadi Indonesia akan berupaya menyelaraskan kepentingan masyarakat
anggota G20 dalam mengangkat isu-isu yang akan dibahas pada perhelatan
tersebut. Kita melakukan diskusi dan identifikasi awal. Isu-isu apa saja yang
saat ini menjadi kepentingan bersama. Jadi, tidak merefleksikan hanya
kepentingan Indonesia atau sekelompok anggota G20," ujar Bris, dalam
diskusi daring bertema: "Persiapan Pertemuan Pertama Trade,
Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20" yang digelar
Forum Merdeka Barat (fmb9) Selasa 21 Maret 2022.

Menurut Bris, isu-isu yang diangkat pada G20 dan akan diselenggarakan di
Indonesia adalah hasil kolaborasi RI dengan organisasi-organisasi internasional. Semua anggota G20 dan negara undangan menjadi bagian dari kerja sama sektor tersebut. enam isu yang disuguhkan sudah disepakati bersama.

Bris mengatakan, isu-isu yang diangkat sangat relevan dengan
situasi saat ini dan dapat memberi dorongan untuk masa yang akan datang.

"Saya rasa itu proses yang terjadi. Kita meneruskan legacy itu. Karena G20
sudah berproses dari tahun-tahun sebelumnya. Ada memang isu-isu yang
terus dilanjutkan pembahasannya, karena memang sifatnya yang penting,"
kata Bris.

Baca Juga: HEBOH Mobil Masuk Selokan di Kota Semarang

Bris menyebutkan, reformasi WTO adalah sebuah contoh yang sudah lima
kali presidensi dibahas namun pada prakteknya atau situasinya di
lapangan, masih diperlukan satu upaya konsensus bersama untuk
mencapai reformasi di tubuh WTO.

Penguatan Lembaga
Bris juga menyinggung penguatan lembaga perdagangan multilateral
supaya bisa berperan lebih maksimal dalam rangka mewujudkan capaian
kinerja pembangunan berkelanjutan. "Ini merupakan program PBB, diikuti hampir seluruh negara di dunia, hampir 200 negara. Targetnya tahun 2030 harus terpenuhi. Nah,
bagaimana disini G20 mendorong upaya untuk bisa mencapai Sustainable
Development Goals (SDG's) di 2030 tercapai," ujar Bris.

Diketahui, dalam Presidensi Forum G20 ini, Indonesia akan mengangkat
tiga hal penting dalam gelaran TIIWG G20 yang mengangkat tema "Recover
Together Recover Stronger." Tema tersebut diejawantahkan untuk tiga sub
tema penting.

Pertama, bagaimana kita menyelesaikan arsitektur kesehatan global. Selanjutnya, tentang transformasi digital. Kemudian tentang penggunaan energi hijau serta energi baru terbarukan. Ketiga hal tersebut menjadi tantangan kegiatan ekonomi dari peradaban
dunia saat ini.


"Kita pilih Labuan Bajo itu karena memang potensinya luar biasa dari
berbagai sisi. Mulai dari sisi ekonomi sekarang sudah mulai berkembang
sebagai destinasi pariwisata, dan punya multiple effect untuk daerah
sekitarnya," jelasnya.

Lebih lanjut, menurut Bris, Indonesia akan memanfaatkan momentum
pergelaran puncak yang akan dihadiri oleh para menteri dari kelompok
kerja Trade, Invesment and Industry ini untuk mengeluarkan deklarasi
bersama. Hal ini akan semakin melambungkan nama Labuan Bajo di dunia
internasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X