Isu Keuangan G20 Jadi Momentum Kebangkitan Negara Berkembang

photo author
- Selasa, 15 Februari 2022 | 12:24 WIB
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Rudy Brando Hutabarat.  (istimewa)
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Rudy Brando Hutabarat. (istimewa)


JAKARTA, AYOSEMARANG.COM - Indonesia akan memanfaatkan momentum presidensi G20 untuk mendorong mendorong negara-negara berkembang melakukan mitigasi menghadapi kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed.

Hal itu menjadi penting didiskusikan agar exit strategy bisa dikolaborasikan dengan baik, diperhitungkan dengan baik, direncanakan dengan baik, dan dikomunikasikan dengan baik.

Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Rudy Brando Hutabarat acara “Media Briefing Persiapan 2nd FCBD & 1st FMCBG G20: Momentum Ekonomi Dunia Bangkit dan Pulih Bersama" yang digelar fmb9, pada Senin 14 Februari 2022.

Baca Juga: HEBOH Twitter, Milih Tempe atau Mendoan? Netizen Terbelah

Rudy menjelaskan exit strategy yang dilakukan AS melalui Bank Sentralnya, bisa memberikan efek rambatan (spillover) pada negara-negara perkembang. Sebab, saat ini pemulihan ekonomi belum merata, terutama di negara-negara berkembang. Ini menjadi langkah mitigasi bagi negara-negara berkembang.

''Jika direncanakan dengan baik, maka dampak ke negara-negara berkembang yang masih pemulihan mereka akan fokus pada pemulihan,'' jelasnya.


Tujuannya, kata dia, untuk menyusul negara-negara yang sudah pulih lebih dulu. Menurutnya jika direncanakan dengan baik, maka dampaknya ke negara-negara emerging lebih terbatas.

''Kalau dampak rambatan itu dapat dimitigasi, maka negara-negara berkembang yang saat ini masih dalam tahap pemulihan, maka dia akan lebih fokus pada pemulihannya," jelas Rudy.

Indonesia sebagai Presidensi G20 menyelenggarakan pertemuan kedua Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (the First G20 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting /FMCBG).

Baca Juga: Link Nonton Moonshine Episode 16, Drama Korea Terbaru Hyeri Makin Seru, Klik Gratis di Sini

Kedua agenda Presidensi G20 ini akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center pada 15-18 Februari 2022. Maka dari itu, tema yang akan diusung dalam G20 ini adalah bagaimana dunia pulih secara bersama. Tema itu diambil karena dengan kebersamaan, kekuatan untuk memulihkan situasi di tengah pandemi Covid-19 lebih dapat digapai.

Rudy menyebut, exit strategy to support recovery menjadi penting untuk pertumbuhan ekonomi dunia. Pasalnya, pemulihan ekonomi dunia saat ini tidak merata, ada yang cepat dan ada yang lambat.

"Sebagai contoh di Amerika, sekarang kalau AS itu pertumbuhan ekonominya pulih lebih baik. Mereka akan melakukan normalisasi kebijakan yang sering kita sebut tapering," ujarnya.

Ia membeberkan, terdapat enam agenda penting yang akan didorong dalam presidensi G20, di antaranya exit strategy to support recovery, addressing scarring effect to secure future growth, payment system in digital era, sustainable finance, digital financial inclusion, dan internasional taxation.


"Kami memandang enam agenda ini penting kembalikan ekonomi dunia dan pulih jadi lebih kuat," jelasnya. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X