SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara mengungkap kronologi kematian Brigadir J di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo.
Deolipa Yumara menceritakan peristiwa mencekam jelang eksekusi Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Semua berawal saat Irjen Ferdy Sambo meminta Brigadir J naik ke lantas atas.
Brigadir J sempat menolak permintaan Ferdy Sambo. Namun akhirnya menurut kerena perintah atasan.
Baca Juga: Ferdy Sambo Mafia? Akun Opposite6890 Sebut Bos Bendahara Judi Online
Tak selang berapa lama, Bharada E menyusul naik ke lantai atas.
Saat itu dia melihat Brigadir J sudah berlutut di depan Ferdy Sambo memegang pistol sambil memakai sarung tangan.
“Di atas itu sudah ada kejadian, si Yosua berlutut di depan Sambo. Kalau menurut keterangan Richard, kan Richard pegang pistol. Sambo juga pegang pistol. Tapi Sambo pakai sarung tangan. Biasa kan, namanya mafia kan, suka pakai sarung tangan,” ujar Deolipa di acara Indonesia Lawyers Club, Minggu 14 Agustus 2022.
Situasi semakin mencekam ketika Ferdy Sambo perintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Baca Juga: Muncul Isu LGBT Dibalik Kasus Ferdy Sambo, Mahfud MD Sebut Menjijikan
Bharada E tidak bisa menolak perintah mantan Kadiv Propam itu untuk menembak Brigadir J
“Dalam posisi itu, ada perintah dari Sambo untuk si Richard, ‘woy sekarang woy.. tembak, tembak woy… ya namanya perintah kan Richard ketakutan. Karena kalau Richard nggak nembak, mungkin dia ditembak. Karena sama-sama pegang pistol kan. Akhirnya atas perintah, Richard langsung tembaklah, ‘dor.. dor.. dor..’,” tutur Deolipa.
Motif LGBT
Muncul isu LGBT dibalik kasus pembunuhan Brigadir J. Isu LGBT itu berawal dari mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara yang melontarkan sebuah menyinggung terkait hubungan sesama jenis dalam wawancara TV One.
