BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Kepolisan Resor (Polres) Batang melalui Satreskrim unit PPA (perlindungan perempuan dan anak) telah menerima aduan orang tua korban pelecehan seksual (pedofilia) yang diduga dilakukan oleh oknum guru ngaji.
“Berdasarkan aduan dari para korban yang melaporkan, korban disodomi oleh pelaku. Saat ini, kami baru terima empat aduan, dari korban yang didampingi orang tuanya,” kata Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Yorisa Prabowo, Kamis 5 Jamuari 2023.
Ia menyatakan bahwa korban tidak menutup kemungkinan banyak yang menyusul (aduan ke polres).
Baca Juga: Ide Jualan Terbaru 2023 Dimyam Dimsum Ayam Goreng, Cek Resepnya sebelum Keduluan yang Lain
“Korban kami arahkan untuk visum. Kemudian terkait dengan data-data para korban, masih kami dalami dan selidiki terkait dengan jumlahnya berapa. Nanti akan kami tindaklanjuti,” ungkapnya.
Pihak Kepolisian juga akan melakukan pendampingan kepada seluruh korban agar tidak takut melaporkan.
“Langkah kami bagimana para korban bisa melaporkan secara keseluruhan. Jangan sampai ada yang merasa takut. Karena mengingat korban-korban ini, hampir semuanya di bawah umur,” katanya.
Polres Batang juga akan menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk memulihkan psikologisnya setelah mereka menjadi korban, untuk mengembalikan kepercayaan diri.
Baca Juga: Bagai Atlet Smackdown! Begini KDRT Rozy Zay Hakiki kepada Norma Risma sang Mantan Istri
“Jadi kami akan menggandeng, dari P2TP2A Kabupaten Batang, kemudian dari tim trauma healing psikologi polda,” jelasnya.
Adapun langkah awal setelah menerima laporan aduan korban, Polres Batang segera melakukan melakukan lidik.
“Kemudian kami membuatkan surat perintah penangkapan, semaksimalkan pelaku bisa tertangkap,” tegasnya.
AKP Yorisa Prabowo juga menyatakan bahwa perkara kasus pelecahan seksual ini, kebanyakan memang orang terdekat korban.
Baca Juga: Babak Baru, Rozy Zay Hakiki Serang Balik Norma Risma: Penuh Rekayasa!
“Memang betul berdasarkan dari laporan para korban, dikuatkan dengan orang tua korban, bahwa pelaku ini orang terdekat orang yang disegani para korban,” jelasnya.
Sementara itu, orang tua korban Wisnito (40), mengakui tidak tahu menahu jika kedua anaknya menjadi korban kelakuan bejat guru ngajinya.
“Saya seharinya tidak di rumah, melaut. Baru tahu kemarin. Cuma kemarin orang-orang bilang itu, guru rebana anak saya melakukan pelecehan seksual. Ya saya tidak percaya. Orangnya kan guru ngaji kayak gitu. Gak pernah cerita (anak), waktu ditanya semalem gak jelas sih, bilangnya gak ingat-ingat, mungkin takut,” katanya.***