wisata

Memaknai Toleransi dari Sam Poo Kong, Saksi Bisu Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Semarang

Kamis, 19 Januari 2023 | 18:25 WIB
Memaknai Toleransi dari Klenteng Sam Poo Kong Semarang (Audrian F/ayosemarang.com)

AYOSEMARANG.COM -- Semarang merupakan salah satu kota pelabuhan di Indonesia, yang sering disinggahi para saudagar untuk berdagang.

Legenda kunjungan yang populer di antaranya adalah, pelayaran Laksamana Cheng Ho bersama armada dagang dan militernya.

Klenteng Sam Poo Kong yang berdiri megah di bukit Simongan, adalah salah satu saksi bisu kedatangan militer dinasti Ming ke ibu kota Jawa Tengah ini.

Baca Juga: Melihat Indahnya Kerukunan di Pasar Semawis Semarang, Wisata Kuliner Khas Kota Semarang

Konon Klenteng Sam Poo Kong ini didirikan sebagai penghormatan, kepada Laksamana Cheng Ho yang telah membuka pintu perdagangan dan agama Islam.

Meskipun Sam Poo Kong digunakan sebagai tempat ibadah penganut Tri Dharma, tetapi masih banyak umat islam yang datang berziarah di tempat ini.

Termasuk berziarah ke makam Wang Jing Hong yang berada di komplek Sam Poo Kong, yaitu seorang juru mudi Laksamana Cheng Ho yang beragama islam.

Fenomena keberagaman seperti ini masih mewarnai ratusan pengunjung, yang datang ke Klenteng Sam Poo Kong setiap hari.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek, Ini 4 Klenteng yang Bisa Jadi Objek Wisata Religi di Semarang

Pengunjung yang datang pun memiliki berbagai kepentingan, ada yang beribadah dan ada pula yang berkunjung untuk berwisata sejarah.

Oleh karena itu saat ini Klenteng Sam Poo Kong tidak hanya sebagai destinasi wisata saja, tetapi juga sebagai simbol kerukunan agama dan budaya.

Salah satu kuliner yang merupakan hasil dari asimilasi dari kedua bangsa ini, adalah Lunpia yang kita kenal sebagai makanan khas Semarang.

Sebenarnya Lumpia adalah makanan yang berasal dari Tiongkok, yang oleh masyarakat lokal dimodifikasi sedemikian rupa sehingga seperti yang sekarang ada.

Baca Juga: Angkringan West Semarang, Karen's Diner Rasa Lokal Tempat Nongkrong Favorit Anak-anak Musik

Budaya yang tidak kalah uniknya dan merupakan pembauran budaya adalah adanya acara dugderan, yang biasa diselenggarakan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Halaman:

Tags

Terkini