Mirip dengan air distilasi, air demineralisasi juga bebas dari kandungan mineral. Air ini sering digunakan untuk keperluan industri dan laboratorium, sehingga aman untuk radiator kendaraan Anda.
3. Air Hujan (Jika Tidak Ada Pilihan Lain)
Dalam situasi darurat dan tidak ada air distilasi atau demineralisasi, air hujan bisa menjadi pilihan terakhir. Namun, pastikan air hujan tersebut bersih dan tidak tercampur kotoran. Meski begitu, air hujan tetap tidak sebaik air distilasi karena masih mengandung zat-zat alami yang bisa memicu korosi dalam jangka panjang.
Air yang Harus Dihindari
Hindari menggunakan air keran atau air sumur untuk radiator. Jenis air ini mengandung banyak mineral seperti kalsium dan magnesium yang dapat meninggalkan kerak di dalam radiator. Kerak ini dapat menghambat aliran cairan pendingin dan menyebabkan radiator tidak bekerja dengan baik.
Kesimpulan
Mengisi radiator tanpa coolant memang boleh, tetapi hanya dalam keadaan darurat. Jika menggunakan air, pastikan jenis air yang dipilih adalah air distilasi atau demineralisasi agar radiator tetap terlindungi dari risiko korosi dan kerak. Setelah situasi darurat teratasi, sebaiknya segera ganti isi radiator dengan coolant untuk menjaga kinerja sistem pendinginan kendaraan tetap optimal.
Menggunakan cairan yang tepat untuk radiator bukan hanya menjaga mesin dari overheat, tetapi juga memperpanjang umur radiator dan komponen mesin lainnya. Jangan abaikan pentingnya pemeliharaan sistem pendinginan kendaraan Anda!