SEMARANG, AYOSEMARANG.COM-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengambil langkah strategis untuk memotong mata rantai tengkulak sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di Semarang. Melalui Kantor Cabang (BO) Semarang A. Yani, BRI menjalin kolaborasi erat dengan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Lumpang Semar.
Inisiatif ini terungkap dalam kunjungan Branch Manager BRI BO Semarang A. Yani, David A. Saxono, ke BUMP Lumpang Semar baru-baru ini. David menyoroti pentingnya sinergi antara lembaga keuangan dengan korporasi petani untuk membangun ekosistem pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
"Kolaborasi BO Semarang A. Yani dengan Bank Indonesia melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Lumpang Semar," ujar David A. Saxono, Kamis 27 November 2025.
BUMP Lumpang Semar sendiri merupakan sebuah entitas bisnis yang menaungi lima Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan total anggota mencapai 262 petani. Model bisnis yang dijalankan terbukti sangat menguntungkan petani.
Saat musim panen, BUMP Lumpang Semar menyerap gabah dari para petani anggotanya dengan harga Rp6.300 per kilogram. Angka ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan harga yang ditawarkan oleh tengkulak yang rata-rata hanya berada di angka Rp5.800 per kilogram. Selisih Rp500 per kilogram ini menjadi keuntungan langsung yang dirasakan petani, membuat mereka lebih bersemangat dan sejahtera.
Gabah yang telah diolah menjadi beras kemudian didistribusikan secara rutin. Setiap dua minggu, BUMP Lumpang Semar mampu menyuplai total 28 ton beras ke 32 Kios Pangan yang tersebar di Semarang dengan harga jual Rp13.500 per kilogram. Produk beras yang dipasarkan antara lain Beras Pandawa Kita, Beras Pak Rahman, dan Beras Lumpang Semar dengan kualitas medium.
Melihat potensi besar ini, BRI tidak tinggal diam. BRI Unit Mijen ditugaskan untuk menggarap potensi permodalan bagi 262 petani anggota BUMP melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).