AYOSEMARANG.COM -- Sakit gigi adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering dianggap sepele, namun dampaknya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri yang tajam, berdenyut, atau bahkan menjalar ke bagian kepala, telinga, hingga leher dapat membuat seseorang kesulitan makan, tidur, atau berkonsentrasi.
Tidak sedikit orang yang, karena tidak tahan dengan rasa sakitnya, memilih jalan pintas dengan langsung mencabut gigi yang terasa sakit. Padahal, tindakan ini bisa menimbulkan risiko yang cukup serius jika dilakukan tanpa pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Memang benar bahwa mencabut gigi bisa menjadi solusi permanen untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi tidak semua kondisi sakit gigi layak untuk langsung dicabut. Dalam banyak kasus, rasa nyeri muncul akibat infeksi atau peradangan yang sedang aktif di sekitar gigi. Jika gigi dicabut dalam kondisi seperti ini, justru bisa memperburuk situasi, memicu komplikasi, dan memperpanjang proses penyembuhan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami alasan medis mengapa gigi yang sakit tidak boleh langsung dicabut, serta langkah-langkah perawatan awal yang bisa dilakukan untuk meredakan nyerinya.
Baca Juga: Waspada! Ini Pantangan Makanan dan Minuman bagi Penderita Sakit Gigi yang Wajib Dihindari
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai bahaya mencabut gigi saat masih sakit, serta berbagai cara aman dan efektif untuk mengurangi rasa nyeri sebelum memutuskan tindakan pencabutan. Dengan memahami informasi ini, diharapkan masyarakat bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait kesehatan gigi dan mulut mereka.
Alasan Mengapa Gigi Sakit Tidak Boleh Langsung Dicabut
1. Adanya infeksi aktif
Ketika seseorang mengalami sakit gigi, bisa jadi penyebab utamanya adalah infeksi seperti abses yang berada di sekitar akar gigi. Infeksi ini ditandai dengan pembengkakan, nyeri hebat, dan kadang disertai demam. Jika gigi dicabut dalam kondisi infeksi aktif, bakteri bisa menyebar ke jaringan sekitarnya atau bahkan ke aliran darah, yang dalam kasus ekstrem bisa menyebabkan infeksi sistemik.
2. Efektivitas anestesi menurun
Dalam kondisi peradangan, jaringan sekitar gigi menjadi lebih asam sehingga obat bius lokal yang digunakan dokter gigi tidak bekerja secara maksimal. Akibatnya, pasien masih merasakan sakit meski sudah dibius, sehingga proses pencabutan menjadi lebih menyakitkan dan tidak nyaman.
Baca Juga: 5 HP Rp1 Jutaan Bebas Iklan, Nyaman untuk Pemakaian Harian
3. Risiko perdarahan lebih tinggi
Pembuluh darah di sekitar gigi yang meradang biasanya lebih melebar dan rentan pecah. Ini menyebabkan perdarahan lebih banyak saat pencabutan dan membuat proses pemulihan menjadi lebih lambat.