kesehatan

7 Alasan Ilmiah Kenapa Gula Disebut Jahat bagi Tubuh, Nomor 5 Tak Disangka!

Selasa, 3 Juni 2025 | 16:00 WIB
Cari tahu alasan ilmiah mengapa gula disebut musuh kesehatan. Dari obesitas hingga penuaan dini, ini fakta yang wajib kamu tahu! (Dok)

AYOSEMARANG.COM -- Siapa yang tidak suka rasa manis? Gula merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam makanan dan minuman sehari-hari. Mulai dari secangkir kopi pagi, kue ulang tahun, hingga makanan kemasan seperti saus dan minuman ringan, semuanya mengandung gula dalam berbagai bentuk. Rasanya yang lezat membuat gula sulit dihindari, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern.

Namun di balik rasa manis yang memanjakan lidah, gula menyimpan ancaman tersembunyi yang bisa berdampak serius pada kesehatan tubuh. Banyak pakar kesehatan bahkan menyebut gula sebagai salah satu penyebab utama berbagai penyakit kronis yang umum dijumpai saat ini. Konsumsi gula berlebih tidak hanya berdampak pada berat badan, tetapi juga bisa memicu gangguan metabolisme, kerusakan organ dalam, hingga menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Yang membuat gula semakin berbahaya adalah sifatnya yang adiktif. Tanpa disadari, kita seringkali mengonsumsi gula jauh melebihi batas aman harian yang direkomendasikan oleh para ahli. Gula tidak hanya berasal dari makanan manis, tetapi juga tersembunyi dalam berbagai produk olahan seperti roti, sereal, saus, dan minuman kemasan. Jika tidak hati-hati, tubuh bisa mengalami dampak jangka panjang yang berbahaya.

Lantas, mengapa gula sampai disebut "jahat" bagi tubuh manusia? Apa saja dampak negatifnya terhadap kesehatan? Berikut ini penjelasan lengkap mengenai penyebab gula disebut sebagai musuh tersembunyi bagi tubuh.

Baca Juga: Polisi Grebek Arena Judi Sabung Ayam di Pinggir Sungai Mberok Semarang: Kondisi Kosong, Hanya Amankan Peralatan

1. Meningkatkan Risiko Obesitas

Salah satu dampak paling nyata dari konsumsi gula berlebih adalah meningkatnya risiko obesitas. Gula, terutama dalam bentuk fruktosa, tidak memberikan efek kenyang seperti protein atau serat. Akibatnya, seseorang cenderung makan lebih banyak tanpa merasa puas. Minuman manis seperti soda atau teh kemasan menjadi penyumbang kalori tinggi tanpa nilai gizi, yang dapat mempercepat penambahan berat badan.

2. Menyebabkan Resistensi Insulin

Tingginya asupan gula membuat tubuh harus memproduksi insulin dalam jumlah besar untuk menurunkan kadar gula darah. Jika hal ini terjadi terus-menerus, tubuh dapat mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel-sel tubuh tidak lagi merespons insulin secara normal. Ini merupakan awal mula dari penyakit diabetes tipe 2 yang semakin banyak diderita masyarakat modern.

3. Merusak Kesehatan Jantung

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih bisa meningkatkan kadar trigliserida, tekanan darah, dan peradangan dalam tubuh, yang semuanya berkontribusi pada penyakit jantung. Bahkan, orang yang mendapatkan lebih dari 10 persen asupan kalorinya dari gula tambahan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Makin Gaya! Skutik Yamaha Mio M3 Kini Hadir dengan Pilihan Warna Trendy

4. Menyebabkan Peradangan Kronis

Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera, namun jika berlangsung terus-menerus bisa menjadi kronis dan berbahaya. Gula tambahan dalam makanan bisa memicu peradangan jangka panjang yang menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif, termasuk kanker, radang sendi, dan gangguan autoimun.

Halaman:

Tags

Terkini