5. Membuat Kecanduan Seperti Obat Terlarang
Gula memicu pelepasan dopamin di otak, zat kimia yang menimbulkan perasaan senang dan puas. Inilah alasan mengapa konsumsi gula terasa begitu menyenangkan dan membuat seseorang ingin mengulanginya. Efek ini mirip dengan yang ditimbulkan oleh zat adiktif seperti nikotin atau kokain, yang menyebabkan kecanduan dan konsumsi berlebih.
6. Mempercepat Proses Penuaan
Tingginya kadar gula dalam darah dapat menyebabkan proses glikasi, yaitu pengikatan molekul gula dengan protein seperti kolagen dan elastin di kulit. Hal ini menyebabkan kulit menjadi lebih cepat keriput, kehilangan elastisitas, dan terlihat menua sebelum waktunya.
7. Merusak Kesehatan Gigi
Gula menjadi makanan utama bagi bakteri di dalam mulut. Bakteri akan mengubah gula menjadi asam yang kemudian merusak enamel gigi. Jika tidak segera dibersihkan, kondisi ini akan menyebabkan gigi berlubang, bau mulut, dan masalah kesehatan gigi lainnya.
Kendalikan Gula Sebelum Terlambat
Meskipun gula memberikan kenikmatan sesaat, dampak jangka panjangnya tidak boleh diabaikan. Konsumsi gula berlebih telah terbukti meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis yang serius. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk lebih sadar terhadap asupan gula harian, memilih makanan dengan cermat, dan menghindari produk yang mengandung gula tersembunyi.
Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Halaman 100: Pembelajaran tentang Gotong Royong di Masa Pandemi
Bukan berarti kita harus sepenuhnya menghilangkan gula dari kehidupan. Namun, dengan membatasi asupan dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat seperti buah segar atau makanan tinggi serat, kita bisa menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Gula memang manis, tapi dampaknya bisa sangat pahit jika tidak dikendalikan.