SEMARANG, AYOSEMARANG.COM-- Penyebaran Covid-19 varian Omicron masih menjadi tantangan serius. Pasalnya, kasus Omicron di Indonesia terus mengalami kenaikan.
Terlebih lagi muncul varian baru yang disebut sebagai BA.2 atau Omicron Siluman. Omicron Siluman disebut memiliki gejala yang berbeda dengan varian Omicron asli.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya telah melacak beberapa sublineage virus korona varian Omicron BA.3.
Baca Juga: 5 Gejala Omicron pada Lansia yang Harus Diwaspadai
WHO juga melihat data empiris tentang apakah, secara eksperimental terhadap hamster, subvarian Omicron ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah.
Pakar penyakit menular WHO, Maria Van Kerkhovepun menegaskan bahwa Omicron merupakan varian yang menjadi perhatian.
"Kami melacak beberapa sublineage Omicron. Yang paling menonjol yang terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1 dan BA.2. Ada juga BA.3 dan turunan lainnya juga," jelas Van Kherkove mengutip dari Suara.com.
Baca Juga: Ciri-ciri Kelelahan karena Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron
Van Kherkove menyinggung tentang studi di Jepang yang keluar sebagai pracetak.
"Apa yang mereka lihat adalah, apakah secara eksperimental pada hamster, ada sinyal yang menyebabkan penyakit yang lebih parah dalam kondisi eksperimental ini," sambungnya.
Baru-baru ini, sebuah studi laboratorium Jepang menunjukkan bahwa subvarian Omicron BA.2 dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah dri BA.1.
Baca Juga: Kenali Gejala Omicron Siluman, Varian Baru Covid-19 yang Harus Diwaspadai
Berikut hal-hal penting yang dikatakan studi Jepang tentang Omicron BA.2:
• BA.2 memiliki fitur yang membuatnya mampu menyebabkan penyakit serius pada hamster. VArian ini juga tahan terhadap pengobatan, seperti antibodi monoklonal.