Apakah Gas Air Mata Mematikan? Begini Dampak Bagi Kesehatan

photo author
- Senin, 3 Oktober 2022 | 16:15 WIB
Apakah Gas Air Mata Mematikan? Begini Dampak Bagi Kesehatan (ist/ayo tekno)
Apakah Gas Air Mata Mematikan? Begini Dampak Bagi Kesehatan (ist/ayo tekno)

AYOSEMARANG.COM -- Tragedi sepak bola yang begitu mengenaskan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, di mana telah membuat ratusan korban meninggal.

Disebut-sebut bahwa salah satu penyebabnya adalah Gas Air Mata yang dilemparkan polisi, katanya Gas tersebutlah yang bikin banyak korban meninggal. Meski hal tersebut masih perlu pendalaman lebih lanjut.

Tapi itu semua hanya pendapat beberapa warganet di sosial media, ada pula yang berpendapat karena terinjak-injak dan lain sebagainya.

Baca Juga: Apa Bahaya Gas Air Mata Seperti yang Terjadi Pada Tragedi kanjuruhan? Bisa Sebabkan Hypoxia?

Penggunaan gas air mata di stadion memang dilarang oleh pihak FIFA selaku induk dari peraturan sepak bola di seluruh dunia.

Lantas mengapa polisi memakai gas air mata saat kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan pada laga Arema vs Persebaya tersebut.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD penggunaan gas air mata pada pertandingan tersebut semata-mata karena penonton mengejar pemain sepak bola.

Namun kenapa harus gas air mata yang dipakai, memangnya apa sebenarnya gas air mata itu, berikut penjelasannya.

Baca Juga: Kenapa Gas Air Mata Tetap Ditembakan di Stadion Kanjuruhan? Padahal Sudah Dilarang FIFA

Menurut Wikipedia, gas air mata adalah senjata kimia yang berupa gas dan digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata atau sistem pernapasan.

Gas air mata pada saat tragedi di Kanjuruhan adalah jenis gas berupa granat yang penggunaanya dengan cara dilemparkan.

Gas air mata memang merupakan senjata yang kurang mematikan, tapi tetap ada resiko cedera serius permanen atau bahkan kematian walau kemungkinannya kecil.

Gas tersebut memang lazim digunakan oleh pihak kepolisian pada saat adanya kericuhan besar atau keributan besar yang berbahaya.

Seperti pada saat tragedi Kanjuruhan, di mana dikatakan oleh Mahfud MD ada banyak penonton turun lapangan ingin mengejar pemain Persebaya, karena mereka tidak terima Arema kalah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Akbar Hari Mukti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X