Perluas Publikasi Kegiatan Komunitas Hysteria, Dosen Upgris Semarang Dorong Penggunaan Mading Digital

photo author
- Minggu, 24 Maret 2024 | 12:22 WIB
Dosen Upgris Semarang Theodora Indriati saat sedang menjelaskan mengenai majalah dinding ke Komunitas Hysteria.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Dosen Upgris Semarang Theodora Indriati saat sedang menjelaskan mengenai majalah dinding ke Komunitas Hysteria. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Penggunaan Majalah Dinding (Mading) Digital ternyata perlu dioptimalkan sebagai wadah publikasi yang bisa menyentuh semua kalangan masyarakat.

Hal itulah yang coba disampaikan oleh Dosen Universitas PGRI Semarang, Theodora Indriati Wardani saat melaksanakan PKM pelatihan Mading Berbasis Digital di Komunitas Seni Hysteria, Jalan Stonen No.29, Gajahmungkur, Sabtu 23 Maret 2024.

Theodora mendorong Komunitas Seni Hysteria menggunakan Majalah Dinding Digital agar seluruh kegiatan bisa terekspos masyarakat luas.

"Hysteria banyak kegiatan maupun pameran. Namun semua kegiatan itu hanya bisa diekspos oleh anggotanya sendiri dan belum terekspos oleh masyarakat luas," ujarnya.

Baca Juga: Enggak Senang Ditagih Utang, Pria di Manyaran Semarang Bacok Pegawai Koperasi

Dengan adanya mading digital, sambungnya, tentunya semua karya-karya seni, kegiatan seperti pameran, even-even kesenian budaya yang diselenggarakan Hysteria bisa diketahui oleh masyarakat.

"Nantinya, semua kegiatan yang diadakan Hysteria bisa terangkum di dalam majalah dinding yang berbasis digital menggunakan Google Site, sehingga akhirnya semua kegiatan akan terangkum dan dapat diakses oleh masyarakat luas," ungkap Indriati yang juga Kalab Prodi S1 Pendidikan Teknologi Informasi.

Lebih detail Indriati mengatakan dibanding mading manual, tentunya mading berbasis digital lebih hemat.

"Majalah dinding manual masih membutuhkan banyak sekali biaya dan dibutuhkan personil yang banyak. Sehingga untuk kegiatan seperti itu tentu saja membuat boros karena mengeluarkan biaya yang cukup banyak waktu dan tenaga," katanya.

Baca Juga: 13 Universitas Negeri dan Swasta di Semarang yang Terima KIP Kuliah 2024

Sementara itu, Mahasiswa Ilmu Sejarah Undip, M. Rian mengaku dengan adanya pelatihan tersebut menurutnya nantinya bisa lebih aplikatif.

Untuk materi pelatihan yang dibahas, tambahnya, adalah Google Site dan itu ternyata lebih luas dibanding blogspot atau wordspace.

"Setelah saya belajar lebih dalam lagi, implementasinya lebih mudah daripada kita menggunakan blogspot atau wordspace. Google Site lebih membantu kita dan bagaimana menyusunnya supaya lebih sederhana tapi tidak menghilangkan konteks dan tetap ada estetikanya didalamnya," tambahnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X