AYOSEMARANG.COM -- Semakin majunya teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa tantangan tersendiri dalam dunia penulisan, terutama di kalangan mahasiswa. Menjawab tantangan tersebut, Ayobandung.id menggandeng Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk mendorong mahasiswa lebih memahami pentingnya menulis secara orisinal.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 14 Mei 2025, dengan melibatkan 108 mahasiswa dari Jurusan Ilmu Sejarah. Para peserta yang mayoritas berusia antara 18 hingga 20 tahun tampak antusias mengikuti rangkaian acara.
Berbagai topik penting seputar dunia penulisan dan media digital dibahas secara mendalam, mulai dari dampak baik dan buruk penggunaan search engine optimization (SEO), tekanan terhadap page view yang terus menjadi beban media daring, hingga pro dan kontra kehadiran artificial intelligence (AI) dalam proses penulisan.
Isu-isu yang biasanya hanya diperbincangkan di ruang redaksi kini dibawa langsung ke ruang kelas mahasiswa, memperkaya wawasan mereka akan dunia nyata industri media.
"Melatih mahasiswa untuk menulis di tengah disrupsi media informasi, media sosial, dan tren AI adalah sebuah tantangan yg hanya dapat diatasi melalui kolaborasi dunia kampus dengan industri media," ungkap Fadly Rahman, dosen pengampu mata kuliah Penulisan Populer di Prodi Sejarah Unpad.
Sebagai seorang sejarawan gastronomi, Fadly menegaskan bahwa isu AI bukan hanya relevan di dunia kampus, tetapi juga berdampak besar pada dunia profesional, termasuk media massa. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memiliki kesadaran sejak dini tentang cara bijak memanfaatkan teknologi, terutama agar tidak kehilangan kemampuan dasar menulis.
"Kunjungan Ayobandung.id untuk melatih mahasiswa sejarah Unpad di kelas Penulisan Populer sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengenalkan kembali kaidah menulis yang baik dan benar, serta memotivasi mereka agar mampu menulis untuk publik," papar Budi Gustaman, yang juga dosen pengampu mata kuliah Penulisan Populer.
Kolaborasi ini bertujuan bukan untuk menentang AI, melainkan memastikan bahwa kemampuan menulis otentik tetap terjaga dan berkembang. Harapannya, mahasiswa tidak hanya mampu menulis dengan baik, tetapi juga memahami nilai orisinalitas dalam karya mereka di tengah derasnya arus teknologi digital.