Media sosial belakangan ini marak diwarnai dengan konten-konten yang kurang mendidik.
Konten yang diunggah di antaranya aksi-aksi berbahaya di jalanan. Bahkan tersiar kabar aksi-aksi tersebut memakan korban.
Bagus yang juga ketua panitia pelatia menyebut, hal itulah yang melatarbelakangi mahasiswa Ilmu Komunikasi Unissula untuk mengampanyekan literasi digital di kalangan pemuda.
"Para pemuda ini diarahkan untuk lebih banyak memproduksi konten positif melalui bentuk kegiatan Pelatihan Pembuatan Konten Media Sosial," katanya.
Bagus berharap para remaja yang masih berada pada usia produktif mampu mengaplikasikan pembuatan konten untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
Baca Juga: Bantuan Rp1 Juta PIP Kemdikbud Cair, Segera Aktivasi Rekening Sebelum 30 Januari 2023, Ini Caranya
"Seperti berbagi tips keterampilan, mempromosikan karya inovasi, meningkatkan nilai bisnis UMKM melalui media sosial dan lainnya," katanya.
Menurutnya, sebagai penguna internet dan media sosial, para remaja dinilai mempunyai peran penting sebagai agen perubahan bijak bermedia.
Tidak hanya mengejar like dan followers saja, namun konten yang dibuat mereka juga diharapkan mampu memberikan nilai edukatif bagi warganet.
"Ini karena konten yang dibuat dan disebar di media sosial sedikit banyak tanpa disadari akan memberikan dampak bagi masyarakat serta lingkungan," katanya.
Ketua Karang Taruna Kelurahan Karangroto, Saiful mengatakan, pelatihan tersebut sangat memberikan nilai positif bagi para anggotanya.
Saiful yang juga seorang guru mengakui, pembuatan konten video ini sangat diperlukan karena selama ini dirinya merasa kesulitan dalam membuat materi pembelajaran.*