SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) bekerja sama dengan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jateng mengimplementasikan dan mengembangkan model pembelajaran berbasis literasi dan numerasi.
Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati menyatakan, model pembelajaran tersebut lebih spesifik diperuntukkan dan diterapkan untuk anak PAUD.
"Kerja sama dengan BBPMP Provinsi Jateng sebetulnya sudah sejak lama. Mereka yang mengembangkan model, kami yang mengimplementasikan," kata rektor di Gedung Pusat Lantai 1 Jl Sidodadi Semarang, Senin 17 Oktober 2022.
Baca Juga: Heboh Acara Konser Cinta Leslar Bersemi Kembali di Indosiar Viral Twitter, Netizen: Jijik
Model pembelajaran yang dimaksud dinamai 'Dokar Bobo', yang merupakan akronim dari 'Dolanan Karo Bocah Bocah'. Melalui model ini anak dibiasakan belajar dengan cerita dan dikenalkan sains sederhana sejak usia dini.
"Banyak manfaat dari kerja sama ini, termasuk terhadap mahasiswa jurusan Pendidikan Guru PAUD. Mereka diharapkan sudah tidak gagap lagi mengenalkan model ini ketika kelak menjadi guru," ujarnya.
Menurut rektor, pengenalan sains secara sederhana sudah bisa dicoba kepada anak PAUD. Sebaliknya, mereka belum sepenuhnya siap dalam menerima materi perhitungan, perkalian maupun sejenisnya.
"Sains sederhana bisa mulai dipahamkan kepada anak, sehingga mereka akan mencintai ilmu pengetahuan. Maka kalau model ini tidak diimplementasikan, tidak akan pernah tahu manfaatnya," jelasnya.
Secara spesifik, bentuk model pembelajaran ini mencakup banyak pendekatan. Sebagai contoh percobaan membuat batik tisu dengan pewarna alami.
Baca Juga: 4 HP Samsung 1 Jutaan Terbaik Oktober 2022 RAM 4 GB, Ada yang Bawa ROM 128 GB
Kemudian, pecobaan menanam hidroponik dengan menggunakan botol plastik, percobaan pembuatan pupuk dari sampah organik dan nonorganik, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Kepala BBPMP Provinsi Jateng, Nugraheni Triastuti MSi mengemukakan, model pembelajaran tersebut memungkinkan anak belajar dengan proses yang menyenangkan.
"Ada nilai-nilai positif yang bisa diambil anak dari model pembelajaran ini. Sebut saja misalnya gotong royong, mandiri, dan komunikasi sesama teman-temannya," ujarnya.***