psis

Penghormatan untuk Gilbert Agius: Melati di Belantara Semak yang Berduri

Senin, 5 Mei 2025 | 14:41 WIB
Gilbert Agius saat masih melatih PSIS Semarang. Gilbert sudah tidak menjadi pelatih PSIS pasca diberhentikan beberapa waktu yang lalu. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

"Penyembuhannya memang terus berjalan. Tapi kalau Delfin fit, dia rela 'membunuh' pemain manapun untuk saya," kata Gilbert.

Bahkan dengan pemain muda. Ada beberapa pemain muda yang dipakai Gilbert selama dia melatih, Tri Setiawan, Dewangga, Giovani Numberi, Ridho Syuhada, Haykal Alhafiz dan masih banyak lagi khususnya di musim ini.

Dalam pertandingan lawan Persita Tangerang di Stadion Jatidiri, Tri Setiawan mencetak dua gol untuk PSIS. Padahal sebelumnya dia jadi sasaran amuk komentar suporter karena blunder saat lawan Persis Solo pada musim 2023-2024. Usai pertandingan, dalam jumpa pers, Gilbert bilang bahwa mental pemain muda rawan. Jika permainan buruk, banyak komentar tidak menyenangkan berdatangan terutama di media sosial.

"Untuk itu passion dan energi mereka harus terus diasah. Begitupun dengan kepercayaan," ujarnya.

Bahkan Gilbert tak menyalahkan Ridho Syuhada yang cetak gol bunuh diri dalam pertandingan terakhir PSIS lawan Bali United. "Siapapun bisa melakukan itu, apalagi Ridho masih muda," ujar Gilbert yang mengaku juga masih menonton PSIS meski sudah tak diberi kepercayaan untuk melatih.

DI Hari-hari murungnya selepas dipecat PSIS saya berpikir mungkin Gilbert menyesal datang ke Semarang. Sebab apa yang dia alami di sini sungguh menyakitkan. Jika waktu bisa diulang, mungkin dia tidak menyanggupi tawaran agen untuk bermain di klub antah berantah bernama PSIS Semarang. Namun dia tidak begitu.

"Saya tidak menyesal. Saya cinta Semarang kok. Saya betah di sini sebetulnya. Banyak tempat favorit saya. Saya mendapat banyak pelajaran juga. Dan yang pasti saya dapat banyak teman dan keluarga. Banyak orang baik di Semarang," ujarnya.

Dia lalu menunjukan berbagai ucapan yang hadir di hpnya, bahkan yang tidak disangka, istri-istri pemain juga satu persatu mengontak Gilbert. Mereka mengucapkan terima kasih, kendati hidup terseok-seok bersama PSIS Semarang, tapi mereka bahagia suaminya pulang latihan dengan gembira di bawah kepelatihan Gilbert Agius.

Melihat semua ucapan itu mata saya berkaca-kaca, dan diam-diam menyeka agar air mata saya tidak tumpah.

Melihat berbagai perjalanan Gilbert tadi, saya kemudian teringat lagu R14 milik band Sore. Lagu ini diciptakan untuk artis, Ria Irawan yang waktu itu hendak menjalani kemoterapi. Ada satu liriknya yang mendalam, "Kau melati, di belantara semak yang berduri. Melambai kisah yang akan terus, mengujarkan, pelita dunia yang terang."

Setelah berbagai peperangan ini, menurut saya Gilbert adalah melati. Meski dipecat karena dibilang dampak hasil buruk tapi namanya harum karena sudah menjadi pelita untuk siapa saja. Dan tentu saja, semua itu Gilbert lakukan di tengah belantara semak yang berduri.

"Senang bertemu denganmu," ucap Gilbert, terakhir kali saya bertemu pada Jumat 2 Mei 2025, sekaligus pamitan dengan teman-teman sepakbola Jurnalis FC.

Meskipun kondisi 'babak belur', minggu ini Gilbert berencana akan balik ke Malta. Pesawatnya dijadwalkan terbang dari Jakarta pada hari Sabtu.

"Jangan lupakan Semarang. Di sini banyak teman dan keluargamu," jawab saya.

"Never."

Halaman:

Tags

Terkini