psis

(POKOKMEN PSIS) Abidar Sudaryanto Part 2: Cerita Tentang Sepatu Andalannya yang Hilang Sebelum Juara 1987

Rabu, 30 Maret 2022 | 17:56 WIB
Foto Abidar Sudaryanto saat mengangkat piala ketika membawa PSIS Semarang juara di tahun 1987. Sebelum juara, Sudaryanto pernah kehilangan sepatu. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Misalnya saja sehari sebelum laga final Manajer Pelatih PSIS Semarang yakni Sartono Anwar tampak serba khawatir dan gugup.

Puncaknya saat berada di Mess PSIS, Sartono sempat menyemprot Ribut Waidi karena masih melek.

Baca Juga: Prilly Latuconsina Sempat Stres Ikut Perang Tiket Konser Justin Bieber

"But, ngapain kamu berdiri di luar sini. Ayo istirahat sana di dalam sana, nanti capek," kata Sartono yang kelak dijuluki "Professor Sepak Bola" oleh orang-orang.

Tidak hanya Ribut Waidi yang disemprot. Sebagai bentuk kekhawatiran, Sartono juga mencari Ahmad Muhariah yang belum kembali ke mess.

"Achmad mana Achmad. Mosok sudah jam segini malah nggak ada. Keluar mana dia," ucap Sartono.

Baca Juga: Contoh Ceramah Ramadhan 2022 yang Menyentuh Hati

Kala itu jelang laga final, mess PSIS cukup ramai. Pasalnya banyak orang-orang berdatangan untuk memberi dukungan.

Banyak yang datang termasuk pejabat seperti Walikota H Iman Soeparto, Direktur BPD Abdurachman Affandi, Kepala DKS Kodya Hery Soeprodjo

Namun bagi Sartono Anwar hal itu dianggap lain. Dia mencuriagai beberapa orang yang tampak seperti tukang suap.

Baca Juga: 132 Jenazah Penumpang China Eastern Airlines Teridentifikasi

"Siapa itu jangan-jangan calo suap?" tanya Sartono kepada salah seorang official PSIS seperti yang tercatat dalam arsip Suara Merdeka 10 Maret 1987.

Kekhawatiran Sartono barangkali benar-benar terbukti ketika sebelum pertandingan ada seseorang dengan berpakaian mirip dukun mendekatinya dan mengaku bisa mengatur pertandingan.

Namun permohonan itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Sartono.***

Halaman:

Tags

Terkini