KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Banjir yang terjadi di Kendal luapan dari Sungai Waridin disebabkan pintu air yang hilang sehingga air dari sungai masuk ke pemukiman. Sedangkan kondisi pintu air di Desa Kumpulrejo yang tersumbat, membuat banjir tidak cepat surut.
Bupati Kendal Dico M Ganinduto mengatakan, siapapun bupatinya tidak bisa menangani banjir sendirian karena harus ada kerjasama bersama pemerintah pusat, provinsi dan daerah.
Setiap tahun Sungai Waridin di perbatasan Kecamatan Kaliwungu dan Brangsong selalu bermasalah. Tahun sebelumnya tanggul sebelah selatan jebol, sehingga banjir menggenangi belasan desa. Tahun ini Sungai Waridin kembali meluap diakibatkan pintu air yang hilang dua bulan lalu.
Hilangnya pintu air ini mengakibatkan luapan sungai menggenangi pemukiman warga di dua kecamatan. Hingga Kamis 14 Maret 2024 siang, genangan di Desa Kebonadem Kecamatan Brangsong berangsur surut, namun di Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu belum juga surut.
Kepala Desa Kumpulrejo, Edy Hariyanto mengatakan genangan di desanya diakibatkan air tidak bisa mengalir ke Sungai Waridin.
"Setelah kita cek di lapangan ternyata saluran air dari pemukiman warga tersumbat, sehingga tidak segera surut meski debit air Sungai Waridin berkurang,” katanya.
Warga kemudian melakukan pembersihan sumbatan di saluran pintu air, agar genangan banjir segera surut. Sementara itu Bupati Kendal Dico M Ganinduto menyayangkan hilangnya pintu air sungai waridin ini tidak dilaporkan.
“Kepala desa yang menerima informasi pintu air hilang dua bulan lalu sudah melaporkan ke Pusdataru karena wewenang sungai ada di PSDA Pusdataru. Harusnya PSDA yang mendapatkan laporan hilangnya pintu air, bisa meneruskan ke pemerintah daerah dan akan dilakukan penanganan secepatnya,” terangnya saat meninjau lokasi banjir di Kebonadem dan Kumpulrejo Kamis 14 Maret 2024.
Baca Juga: Dampak Banjir Kaligawe Semarang, Ratusan Truk Tertahan di Pantura dan Hanya Bisa Menunggu Air Surut
Bupati memastikan semua yang terdampak bencana banjir di Kabupaten Kendal tertangani dengan baik. Pihaknya sudah melakukan rapat kordinasi untuk mendata semua warga yang terdampak menerima bantuan.
"Yang menjadi kunci utama dalam menangani banjir ini adalah semua warga terdampak tertangani. Setelah itu baru memperhatikan penanganan selanjutnya, apa yang harus diperbaiki,” imbuh Dico.
Ditegaskan selama tiga tahun menjabat, tiga kali juga menangani banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Kendal. Ini membuktikan siapapun bupatinya, tidak akan bisa menyelesaikan masalah banjir ini sendirian.
Baca Juga: Antisipasi Kecelakaan: Satlantas Batang dan PUPR Inspeksi Lubang Jalan