SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Usai melaksanakan sholat Idul Fitri, warga Kampung Kentangan Semarang tidak langsung pulang ke rumah.
Semua orang tampak langsung bergegas dengan tujuan masing-masing. Untuk yang muda-muda membopong setumpuk tikar lalu menggelarnya, yang tua-tua terlihat menenteng rantang makanan dan setampah nasi gudangan.
Kegiatan kecil warga Kentangan Semarang sehabis sholat Idul Fitri ini disebut dengan "Riyoyonan".
Sebagaimana yang dipersiapkan tadi, riyoyonan tak lain adalah makan bersama sehabis sholat Ied. Namun tradisi ini bukan sekadar makan-makan.
Baca Juga: Tempat Wisata di Jateng Mulai Ramai di Hari Kedua Lebaran, Polisi Minta Masyarakat Jangan Terlena
Warsini (63) sesepuh Kampung Kentangan Semarang menjelaskan jika tradisi Riyoyonan sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam.
"Sejak saya usia satu tahun sudah ada. Bahkan sejak orangtua saya," katanya, Rabu 10 April 2024.
Kemudian Warsini menjelaskan, riyoyonan di kampungnya adalah tradisi makan-makan bersama setelah sholat ied.
Makan-makannya dilakukan dengan cara lesehan dan menyantap berbagai makanan khas lebaran seperti kupat opor dan sambal goreng, ketan, lalu juga ada nasi gudangan.
Baca Juga: 3 Hal yang Bikin Tidak Lolos KIP Kuliah 2024, Catat Baik-Baik agar Tak Menyesal
Semua masakan itu dihidangkan dengan swadaya masing-masing rumah warga.
"Jadi setiap warga bawa makanan sendiri-sendiri. Dan itu sukarela," katanya.
Warsini menambahkan tradisi riyoyonan itu juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Selain itu bentuk syukur warga Kampung Kentangan juga memberikan sumbangan berupa uang yang dibungkus dengan daun pisang.