SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Seperti branding produk yang sudah melekat, sekolah ini bertahun-tahun lamanya disebut sebagai SD Kartini. Penyebutan ini bukan sekadar fomo untuk mengangkat nama harum pahlawan nasional.
Namun memang sekolah ini punya kaitan erat dengan Kartini, tokoh perempuan yang namanya dikenal harum sebagai pahlawan emansipasi.
Berdasarkan arsip buku 100 Tahun Bangunan SD Kartini Semarang 1915-2015 menjelaskan jika SD Kartini dibuat oleh Yayasan Dana Kartini di Belanda yang berawal dari penjualan surat-surat RA Kartini kepada sahabatnya di Belanda.
Surat-surat Kartini itu memang kelak dibukukan dalam judul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Namun dari surat-surat tersebut memang terdapat ide mendirikan mendirikan sekolah perempuan yang akhirnya terealisasi oleh Yayasan Dana Kartini yang didirikan di Belanda dan Perkumpulan Kartini Hindia Belanda.
Baca Juga: Desa Gringgingsari: Destinasi Religi Tahunan yang Menyatukan Tradisi dan Kemajuan
Yayasan Dana Kartini sendiri bisa berdiri usai sahabat Kartini yang bernama J. H Abendanon menerbitkan surat-surat Kartini dalam Door Duisternis Tot Licht di tahun 1911.
Buku tersebut laku keras dan menginspirasi C. Th. Van Deventer yang kemudian menggagas Yayasan Kartini bersama Abendanon. Yayasan tersebut didirikan untuk mendorong pendidikan perempuan di Jawa atas nama Kartini.
Van Deventer menjadi ketua pertama yayasan tersebut dan keuangan untuk yayasan itu juga didukung dari penjualan buku kumpulan surat Kartini. Dari yayasan tersebut, akhirnya didirikan sekolah pertama bernama Kartinishool de Semarang pada 15 September 1913.
Sekolah Kartini di Semarang awalnya berdiri dengan menempati rumah sewa di Jomblang, Semarang dengan nama Kartinishool de Semarang. Sekolah itu pertama kali dibuka pada 15 September 1913.
Baca Juga: Pemudik Balik ke Kalimantan Padati Pelabuhan Kendal
Beberapa saat kemudian pindah ke Jalan Dr Cipto atau Kareenweg di akhir bulan Desember 1914 dengan mulai didirikan bangunan sekolah yang kemudian diresmikan pada 11 Januari 1915.
Pembangunan sekolah tidak hanya berhenti pada Abendon dan Van Deventer, beberapa orang lain juga dinyatakan sebagai tokoh utama pembangunan sekolah tersebut. Misalnya, P.K.W Kern dan H.C.A.G De Vogel yang merupakan Residen Semarang, dia tercatat turut aktif di Perkumpulan Hindia Kartini Semarang dan ikut mengusahakan tanah di Jalan Dr Cipto tersebut.
Termasuk R.M.A.A Poerboadiningrat yang merupakan Bupati Semarang saat itu yang disebut sebagai pendukung utama pendirian Sekolah Kartini di Semarang.
Suwarni, guru senior di SD Kartini menyampaikan bahwa sebenarnya sekolah awalnya tidak menghadap ke Jalan Kartini melainkan ke Jalan Dokter Cipto.