"Kami memulai intervensi tidak hanya pada anak-anak stunting, ibu hamil atau yang akan melahirkan, tetapi juga memulai dari remaja putri, calon pengantin, sampai ke keluarga semua terintegrasi," kata dia.
Seperti diketahui, Kota Semarang berhasil menunjukkan progres signifikan dalam upaya menurunkan angka stunting. Hal ini terlihat dari angka prevalensi stunting yang menurun dari 21,30 persen pada tahun 2021 menjadi 10,40 persen di tahun 2022.
Pemerintah Kota Semarang mentargetkan pada tahun 2024 ini stunting berada pada posisi 0 persen sama seperti halnya kemiskinan ekstrem yang kini sudah zero.