Angka 3,3 persen itu terhitung cukup tinggi mengingat dalam survei itu, posisi tertinggi hanya 7 persen yang diraih bakal calon non-partai politik.
Meski menjadi peringkat pertama di antara kader PDI-P, peneliti Litbang Kompas M Toto Suryaningtyas menilai bahwa posisi PDI-P dalam pilkada Jateng mulai mendapaatkan persaingan sengit dari kubu nasionalis lain.
"Di 2019 itu terakhir, di 2024 sudah mulai terganggu oleh partai-partai nasionalis yang lain. Partai-partai nasionalis yang lain mulai mengambil porsinya PDI-P. Ada Gerindra, Nasdem, Demokrat, selain juga Golkar karena mereka kan partai lama yang cukup mengakar," kata Toto.
Baca Juga: Masih Tunggu Rekomendasi PDIP, Hendi Mengaku Belum Lakukan Apapun untuk Maju di Pilgub Jateng
Dalam survei itu dilakukan melalui wawancara tatap muka pada periode 20 sampai 25 Juni 2024. Jumlah responden sebanyak 500 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 35 kabupaten/kota di Jateng.
Tingkat kepercayaan survei itu mencapai 95 persen dengan margin of error sekitar 4,4 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.