Beda dengan Kubu Agustina, Koalisi Yoyok Dinilai Terlambat Panas di Pilwalkot Semarang

photo author
- Selasa, 17 September 2024 | 19:45 WIB
Calon Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng saat menyambangi warga. PDIP dinilai sudah lebih panas daripada kubu Koalisi Yoyok Sukawi-Joko Santoso. (Istimewa)
Calon Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng saat menyambangi warga. PDIP dinilai sudah lebih panas daripada kubu Koalisi Yoyok Sukawi-Joko Santoso. (Istimewa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Pengamat politik dari UIN Walisongo Semarang, Dr M Kholidul Adib menyatakan, bahwa PDIP sebagai pengusung Agustina - Iswar di Pilwalkot Semarang sudah panas.

Hal itu menurutnya berbanding terbalik dengan partai-partai di Koalisi Semarang Maju (KSM) masih bergerak pasif. Di sisi lain Adib mengatakan mesin partai PDIP sudah berjalan hingga akar rumput.

"Mesin partai PDIP sebagai pengusung Agustina - Iswar udah berjalan hingga akar rumput," ujar Adib pada Selasa 17 September 2024.

Lalu bagaimana dengan partai-partai pengusung pasangan Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Joss)?

Baca Juga: Honda CB150 Verza Opsi Paling Tepat Motor Sport Pekerja Keras Irit BBM

Adib mengatakan, mesin partai Gerindra, Demokrat, PSI, PKS, PKB, Golkar, Nasdem, PPP, dan PAN bisa dikatakan belum panas bahkan terlihat masih pasif belum bergerak.

"Sedangkan partai-partai pengusung Yoyok-Joss, yaitu koalisi Semarang maju yang berisi Gerindra, Demokrat, PSI, PKS, PKB, Golkar, Nasdem, PPP, dan PAN mesinnya belum panas bahkan terlihat masih pasif belum bergerak," ungkap Adib.

Adib menyarankan agar Koalisi Semarang Maju (KSM) harus lebih banyak turun ke basis.

"Partai-partai pengusung Yoyok-Joss perlu lebih banyak bergerak ke basis," tandasnya.

Adib mengatakan, kemenangan Pilkada ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya kekuatan figur yang meliputi track record, visi misi program dan kepercayaan masyarakat.

Baca Juga: Agustina Wilujeng dan Iswar Aminudin Resmi Daftar Pilwalkot Semarang di KPU, Tetap Pede Meski Minim Koalisi

"Track record atau rekam jejak ini yang dominan," jelasnya.

Lalu faktor kedua adalah faktor mesin Politik yang massif yang dapat bekerja hingga tingkat bawah.

"Tapi, kandidat yang didukung oleh banyak partai tapi kalau mesin politiknya tidak bekerja pasti akan stagnan," ujar Adib.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X