BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Ratusan pencari kerja memadati stan-stan perusahaan yang berjejer rapi. Mereka adalah bagian dari ribuan pencari kerja yang hadir di bursa kerja yang diinisiasi SMK PGRI Batang, Rabu 23 Oktober 2024. Event ini menjadi secercah harapan bagi para pencari kerja di tengah tantangan lapangan pekerjaan saat ini.
Sebanyak 20 perusahaan dan 6 perguruan tinggi turut berpartisipasi dalam event yang didukung Direktorat SMK ini, membuka peluang bagi warga lokal maupun dari kabupaten/kota tetangga untuk mendapatkan pekerjaan atau melanjutkan pendidikan.
"Ada 200 peluang kerja yang dibuka, waktunya hanya sehari ini saja. Semoga kami bisa membantu menurunkan angka TPT secara bertahap dan anak-anak kami serta masyarakat makin mudah mengakses pekerjaan yang sesuai," ungkap Kepala SMK PGRI, Eliana Dwi Kurnia.
Menariknya, event ini tidak hanya sekadar bursa kerja konvensional. Direktorat SMK Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbud Ristek, Panca Waluyo, melihat potensi besar dari alumnus SMK yang didominasi generasi Z untuk mengembangkan karir di bidang kewirausahaan.
Baca Juga: 3.189 Pemilih Pemula di Batang Belum Lakukan Perekaman KTP, padahal Pilkada di Depan Mata
"Lambat laun sebagian besar pekerjaan akan digerakkan secara digital, jadi bagi lulusan SMK yang sudah terlatih bisa buka lapangan kerja sendiri yang bisa dilakukan di mana pun mereka suka, tanpa terbatas ruang dan waktu," jelasnya.
Beberapa sektor yang menjanjikan untuk dikembangkan meliputi industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, farmasi dan kesehatan yang menjadi fokus industri 4.0.
Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, yang meninjau langsung kegiatan ini berharap bursa kerja dapat memudahkan pencari kerja menemukan pekerjaan sesuai kompetensinya.
"Kalau bisa bagi mereka yang tidak melanjutkan, kita buka kesempatan kerja seluas-luasnya karena di Batang banyak peluang," tuturnya.
Kepala Disnaker Batang, Rahmat Nurul Fadilah, mengungkapkan targetnya untuk menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 6,06 persen menjadi 5 persen.
"Langkah nyatanya kami tidak hanya fokus ke sektor formal seperti perusahaan-perusahaan besar saja, tapi informal juga kami kejar dengan menggerakkan bidang kewirausahaan maupun sektor padat karya yang membutuhkan tenaga kerja lokal," tegasnya.