AYOSEMARANG.COM -- Pakar Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Nugroho Sumarjiyanto Benedictus Maria, menyebut perputaran uang pada Hari Raya Idul Fitri 2025 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini bahkan mencapai Rp20 triliun.
Hal tersebut disampaikan Nugroho berdasarkan hasil perhitungan perputaran uang selama Lebaran 2025 dibandingkan dengan tahun 2024.
"Perputaran uang saat Lebaran tahun 2024 mencapai Rp157,3 triliun, tapi tahun 2025 ini hanya Rp137,97 triliun. Artinya, perputaran uang tahun ini lebih rendah Rp20 triliun," kata Nugroho, Selas, 25 Maret 2025.
Baca Juga: Cegah Antrean Panjang, Pemudik Diminta Tidak Isi Saldo Kartu Tol di Gerbang Tol
Melihat angka penurunan yang cukup besar, Nugroho mengaku prihatin. Menurutnya, Ramadhan dan Lebaran seharusnya menjadi momentum untuk menggerakkan ekonomi rakyat.
Nugroho menjelaskan bahwa ada beberapa faktor utama yang menyebabkan lesunya perputaran uang selama Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Salah satunya jarak Ramadhan yang berdekatan dengan Natal dan Tahun Baru.
"Jarak antara Natal dan Tahun Baru dengan Lebaran yang terlalu dekat sehingga orang mungkin sudah menghabiskan tabungannya di libur Natal dan Tahun Baru," paparnya.
Baca Juga: 8 Lokasi ATM Pecahan Rp20 Ribu dan Rp10 Ribu di Semarang, Cocok untuk THR saat Lebaran
Selain itu, iInflasi yang meningkat menyebabkan harga kebutuhan pokok melonjak, sehingga daya beli masyarakat melemah.
Gelombang PHK di berbagai sektor industri turut berdampak pada menurunnya konsumsi masyarakat juga dinilai ikut mempengaruhi.
Kondisi cuaca yang kurang mendukung turut menghambat aktivitas ekonomi, terutama di sektor perdagangan dan pariwisata.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Nugroho menyarankan agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah strategis. Beberapa solusi yang bisa diterapkan antara lain:
Menurut Nugroho, bansos bisa menjadi instrumen penting dalam mendongkrak daya beli masyarakat.