Hari Buruh Semarang Ricuh, Polisi Kejar Massa Demo Sampai ke Kampus Undip

photo author
- Jumat, 2 Mei 2025 | 08:20 WIB
Polisi saat menangkap salah seorang demonstran usai aksi Hari Buruh di Semarang.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Polisi saat menangkap salah seorang demonstran usai aksi Hari Buruh di Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

AYOSEMARANG.COM -- Aksi peringatan Hari Buruh di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Kamis 1 Mei 2025, berubah ricuh. Awalnya berjalan damai, aksi gabungan buruh dan mahasiswa tersebut memanas usai aparat kepolisian membubarkan massa dengan tindakan keras.

Tim Hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, M Safali, menyebut tindakan aparat kepolisian terhadap peserta aksi cukup brutal dan represif.

Bahkan, menurut Safali, aparat sempat melakukan pengejaran hingga ke dalam kawasan Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan.

Baca Juga: Sempat Teriak Minta Tolong, Mahasiswi Undip Ditemukan Tewas di Kos Tembalang dengan Berlumuran Darah

"Brutalitas dan represifitas yang dilakukan aparat kepolisian dengan menembakkan gas air mata, water cannon, hingga melakukan pemukulan terhadap massa aksi dengan melakukan pengejaran hingga di dalam Undip Pleburan," kata Safali, dikutip Jumat 2 Mei 2025.

Menurutnya, bentrok terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, saat aparat mulai menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon ke arah pendemo. Banyak mahasiswa dan buruh dilaporkan mengalami sesak napas dan berhamburan menyelamatkan diri.

Sedikitnya 18 mahasiswa ditangkap dan dibawa ke Polrestabes Semarang setelah insiden itu.

"Hingga saat ini, polisi dan ratusan preman melakukan pengepungan kampus Undip yang di dalamnya terdapat 400-an mahasiswa yang sedang mengamankan diri yang membutuhkan bantuan logistik akibat dari kejar-kejaran oleh aparat kepolisian," sambungnya.

Baca Juga: Aksi May Day di Semarang Ricuh, Demonstran Berbaju Hitam Lempar Pagar dan Batu Besar

Safali juga mendesak kepolisian untuk segera membebaskan mahasiswa yang ditahan dan menghentikan segala bentuk kekerasan aparat.

"Hentikan brutalitas aparat dan pecat Kapolrestabes Semarang," pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X