AYOSEMARANG.COM -- Dalam 100 hari kerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, sektor pendidikan menjadi salah satu fokus utama dengan meluncurkan dua program unggulan: sekolah kemitraan bagi siswa miskin dan pendirian Sekolah Menengah Atas Negeri Keberbakatan Olahraga (SMANKO) Jateng.
Salah satu terobosan yang paling mendapat sambutan positif masyarakat adalah kemitraan Pemprov dengan 139 sekolah swasta – terdiri dari 56 SMA dan 83 SMK – untuk membuka akses pendidikan gratis bagi siswa miskin di seluruh provinsi.
Melalui program ini, Pemprov Jateng menanggung biaya pendidikan Rp2 juta per siswa per tahun, yang secara langsung mengurangi angka putus sekolah (ATS) dan memperluas daya tampung peserta didik lewat Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).
"Pemprov telah mengalokasikan Rp2 juta per siswa," kata Luthfi
Baca Juga: Resmi! Idul Adha 2025 Jatuh Jumat 6 Juni, Ada Perbedaan Pemerintah dan Muhammadiyah?
Kepala SMK Widyaanggala Purbalingga, Darimin, menyatakan sekolahnya turut serta dalam program ini. Ia langsung bergerak melakukan sosialisasi ke enam desa, termasuk Desa Babagan dan Desa Kalimanah Kulon.
"Kami sudah bergerak berkomunikasi dengan perangkat desa, dan kami akan turun langsung ke desa-desa untuk menyosialisasikan program ini," tuturnya dihubungi via telepon pada Rabu, 28 Mei 2025.
Pemerintah desa, kata Darimin, merespons baik program tersebut karena sangat membantu anak-anak miskin yang sebelumnya tak mampu melanjutkan sekolah.
Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto menilai langkah ini selaras dengan arah kebijakan pendidikan nasional.
“Hari ini Pemprov Jateng sudah mulai dulu. Ini bisa menjadi percontohan. Nanti tinggal kita atur secara fiskal dan lain sebagainya," katanya.
Baca Juga: Dua Hari Pencarian, Pelajar yang Tenggelam di Kali Kutho Belum Ditemukan
Ia berharap setiap tahun jumlah sekolah swasta mitra terus bertambah agar semua anak di Jateng mendapatkan pendidikan yang setara.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Sadimin, menyebut program ini adalah yang pertama di Indonesia dan telah menjangkau 5.040 murid pada 2025.
"Masing-masing sekolah yang bermitra tadi, MoU dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Untuk masing-masing sekolah itu satu rombongan belajar atau sekitar 36 siswa," kata Sadimin.