Ketika Kental Manis Disangka Susu: Ancaman Kesehatan Balita di Semarang

photo author
- Kamis, 5 Juni 2025 | 15:38 WIB
Ilustrasi susu kental manis. (Pixabay/Public Domain Archive)
Ilustrasi susu kental manis. (Pixabay/Public Domain Archive)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM-Tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES) mendapati kesalahan konsumsi susu pada balita masih ditemukan di sejumlah kecamatan di Kota Semarang. Salah satunya, penggunaan kental manis sebagai susu untuk balita dapat meningkatkan resiko penyakit tidak menular (PTM), mulai dari diabetes hingga gangguan ginjal pada balita.

 

Peneliti Unnes Dr. Mardiana, S.KM., M.Si. mengatakan baru-baru ini pihaknya sedang melakukan penelitian tentang status kesehatan balita yang mengonsumsi kental manis sebagai susu.  "Kental manis berbahaya karena tinggi gula. Efeknya ke depan jadi sangat riskan. Bisa jadi pre-diabetesnya meningkat atau gangguan kepada ginjalnya," ucap Mardiana.

 

Selain dampak kesehatan, hal lain yang juga ingin diungkap Mardiana adalah faktor penyebab kebiasaan tersebut. Ia menduga, pola asuh orang tua turut berperan dalam kesalahan konsumsi susu pada balita ini.

 Baca Juga: Uptown Mall BSBcity Hadirkan Nobar Timnas, Warga Semarang Diajak Dukung Garuda Bersama

Di kawasan Tanjung Mas misalnya banyak balita diasuh oleh nenek karena orang tua mereka harus bekerja. Hal itu membuat kental manis menjadi pilihan karena selain murah, namun yang utama praktis sehingga tidak terlalu merepotkan.

 

Sementara di Sukorejo, meski sebagian besar balita diasuh oleh orang tua masing-masing, namun konsumsi makanan yang bergizi dan tepat tidak menjadi perhatian. Dalam penelusuran lebih lanjut, banyak orang tua yang belum paham akan kandungan gula yang tinggi pada kental manis.  “Mungkin salah satunya itu ya. Sehingga informasinya belum semuanya tersampaikan ke seluruh masyarakatnya,” kata Mardiana.

 

Anggota DPRD Kota Semarang Fraksi PDIP Michael mengatakan pemerintah daerah memiliki perhatian serius berbagai isu gizi dan kesehatan pada balita. Itu terlihat dari visi Kota Semarang dalam menekan angka stunting menjadi 0 persen.

 

“Mengatasi permasalahan gizi pasti jadi perhatian. Karena Kota Semarang, kita punya target untuk stunting supaya bisa nol di Semarang,” katanya.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X