Saksi Meringankan Ungkap Kepedulian Sosial Mbak Ita di Sidang Kasus Korupsi

photo author
- Selasa, 22 Juli 2025 | 13:52 WIB
Para saksi meringankan di sidang Mbak Ita dan Alwin Basri. Mbak Ita dinilai peduli masjid dan sukses rebranding Kota Lama.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Para saksi meringankan di sidang Mbak Ita dan Alwin Basri. Mbak Ita dinilai peduli masjid dan sukses rebranding Kota Lama. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

AYOSEMARANG.COM -- Sidang lanjutan kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita dan suaminya Alwin Basri kembali digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, Senin 21 Juli 2025. Dalam persidangan ini, sejumlah saksi meringankan dihadirkan untuk memberikan keterangan.

Tiga saksi utama yang hadir yakni KH Ahmad Fuad (Ketua Dewan Masjid Indonesia/DMI Kota Semarang), Nik Sugiyani (mantan pegawai Bappeda Kota Semarang), serta Marzuki, pegiat usaha tani. Selain itu, Suroso, warga yang kerap menerima bantuan saat bencana, juga memberikan kesaksian.

Pada sesi pertama, KH Ahmad Fuad menilai Mbak Ita sebagai sosok yang peduli terhadap masyarakat dan aktif dalam agenda sosial-keagamaan.

Baca Juga: Kuasa Hukum Yakin Mbak Ita Tak Bersalah, Sebut Tak Ada Bukti Persengkongkolan

"Beliau sangat peduli terhadap masyarakat," ujar Fuad.

Fuad menambahkan, selama memimpin Kota Semarang, Mbak Ita mendorong optimalisasi fungsi masjid agar tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan ekonomi.

"Kami mempunyai pikiran yang sejalan untuk menjadikan masjid memberi manfaat bagi umat, jadi ada fungsi sosial dan ekonomi juga," bebernya.

Menurut Fuad, DMI pernah bekerja sama dengan Pemkot Semarang dalam program urban farming. Mereka bahkan membagikan bibit pisang ke sejumlah masjid di wilayah Mijen hingga Semarang Utara.

Di hadapan majelis hakim, Fuad juga memuji program Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) yang diinisiasi Mbak Ita.

"Soal ketahanan pangan melalui masjid, Mbak Ita turun tangan. Ada pangan murah, masjid sebagai penurunan stunting. Mbak Ita punya angan-angan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah tapi juga bisa untuk kemakmuran umat," tandansya.

Baca Juga: Isu Penyalahgunaan Pajak, Kepala Bapenda Semarang Tegaskan Masuk Kas Daerah Bukan untuk Pribadi

Sementara itu, mantan pegawai Bappeda Kota Semarang, Nik Sugiyani, mengungkapkan bahwa Mbak Ita berperan besar dalam keberhasilan revitalisasi Kota Lama.

"Gedung-gedung yang mangkrak akhirnya bisa dipulihkan berkat peran Bu Ita. Kalau Kampung Melayu dapat anggaran PUPR Rp 100 miliar, Pasar Johar Rp 200 miliar yang terbakar itu bisa dilakukan pembangunan," bebernya.

Di sisi lain, Marzuki, pegiat usaha tani, menilai kepemimpinan Mbak Ita memberikan dampak positif pada pertanian kota.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X