Mahasiswa Udinus Ciptakan Keramba Jaring Apung dengan IoT dan ROS, Cegah Kematian Ikan karena Pencemaran Air

photo author
- Senin, 13 Oktober 2025 | 18:30 WIB
Keramba Jaring Apung dengan IoT dan ROS yang diciptakan mahasiswa Udinus Semarang. (Udinus)
Keramba Jaring Apung dengan IoT dan ROS yang diciptakan mahasiswa Udinus Semarang. (Udinus)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi salah satu metode yang banyak digunakan oleh nelayan di waduk maupun danau.

Namun, KJA konvensional masih memiliki berbagai kendala, seperti tingginya tingkat kematian ikan akibat fenomena upwelling, keterbatasan pemantauan kualitas air, serta mobilitas rendah.
 
Menjawab permasalahan tersebut, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) ‘Karambaku’ mengusung inovasi ‘Smart Floating Cage: Karamba Jaring Apung Portable Berbasis IoT dan Robot Operation Sistem untuk Navigasi Cerdas’.
 
Tim tersebut diketuai oleh Tatagh Herawan Santoso, mahasiswa Program Sarjana Teknik Elektro. Bersama 3 orang rekannya, Wifaqul Azmi Alkhoida sebagai Electrical dan Instrumentasi, Muhammad Riko Ivan Habibi sebagai desainer, dan Muhammad Ilham Raditya sebagai Data Analyst.

Baca Juga: Temui Gubernur Ahmad Luthfi, Perbasi Jateng Bakal Kembangkan Industri Olahraga Bola Basket
 
Ketua Tim PKM Tatagh Herawam yang mengambil skema PKM-KC (Karsa Cipta) itu mengungkapkan bahwa Perkembangan teknologi Internet of Think (IoT) dari sistem navigasi otonom melalui Robot  Operation System (ROS) membuka peluang besar menghadirkan solusi yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan bagi sektor perikanan. KJA Portable dikembangkan untuk beberapa tujuan.
 
“Seperti mengurangi tingkat kematian ikan dengan pemanfaatan sistem monitoring kualitas air secara real time, meningkatkan produktivitas nelayan melalui sistem pemberian pakan otomatis yang efisien dan ramah lingkungan, serta mampu menghindari area pencemaran dengan menghadirkan mobilitas KJA yang dapat berpindah secara cerdas melalui sistem navigasi berbasis ROS,” jelas Tatagh.
 
Inovasi ini juga memanfaatkan energi terbarukan melalui panel surya agar operasional lebih mandiri dan berkelanjut. Penerapan teknologi IoT dan navigasi otonom turut mendorong digitalisasi dan modernisasi sektor perikanan.
 
Lebih lanjut, Tatagh menuturkan ada proses riset yang dilalui bersama tim dalam pengembangan inovasi tersebut. Diawali oleh identifikasi masalah dengan observasi langsung di lapangan bersama kelompok nelayan.

Baca Juga: Porprov 2026 Cabor Sepakbola Siap Digelar, Ini Pembagian Tim di 6 Grup

Dilanjutkan oleh studi literatur dan benchmarking. Pada tahapan tersebut, tim mencari kajian pustaka terkait dan membandingkan teknologi budidaya perikanan modern di negara lain sebagai refrensi pengembangan.
 
“Setelah itu, mulai melakukan perancangan sistem dengan mendesain konseptual KJA Portable meliputi kerangka fisik, sistem sensor, motor penggerak, panel surya, serta integrasi modul IoT dan navigasi berbasis ROS. Selanjutnya adalah pembuatan prototype dengan merakit komponen dan melakukan pengujian awal integrasi sensor, sistem pakan otomatis, motor penggerak, serta komunikasi data ke aplikasi monitoring,” jelasnya.
 
Implementasinya, sistem IoT digunakan untuk menghubungkan sensor dengan aplikasi monitoring secara real time.

Sedangkan ROS diprogram untuk mengatur navigasi cerdas sehingga KJA dapat bergerak ke lokasi yang lebih aman dan sesuai kebutuhan budidaya.
 
“Nantinya, pada saat uji coba dan validasi, prototype akan diuji di lapangan untuk melihat kinerja sensor, efektivitas sistem pakan, serta kemampuan KJA dalam berpindah lokasi. Rencananya, trial akan dilakukan di Waduk Jatibarang,” lanjutnya.
 
Tatagh mengungkapkan setelah inovasi resmi dikenalkan, ia dan tim berharap inovasi ini dapat diadopsi oleh nelayan secara luas untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan usaha budidaya ikan.

Selain itu, menjadi dasar pengembangan sistem perikanan modern berbasis IoT dan robotika yang lebih canggih.
 
Inovasi tersebut diharapkan juga memiliki peluang komersialisasi. Dapat dikembangkan jadi produk siap pasar, membuka peluang usaha rintisan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.
 
“Melalui inovasi ini, semoga terjalin kerja sama antara universitas, lembaga riset, pemerintah, dan sektor industri dalam memperluas implementasi teknologi. Serta berdampak positif terhadap lingkungan perairan dengan mengurangi pencemaran dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs),” pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X