Pandangan serupa disampaikan Ageng, orang tua siswa lainnya. Ia menilai Gerakan Ayah Mengambil Rapor sebagai program positif yang turut meringankan peran ibu dalam urusan pendidikan anak.
“Menurut saya bagus. Selama ini kan yang sering ambil rapor ibu, padahal di rumah ibu juga sudah ngurus banyak hal. Jadi dengan saya ambil rapor ini bisa membantu dan berbagi peran,” tuturnya.
Ageng mengaku sudah terbiasa mengambil rapor anak sejak jenjang PAUD karena istrinya juga bekerja. Menurutnya, kehadiran ayah justru memberikan kebahagiaan tersendiri bagi anak.
Baca Juga: Polrestabes Semarang Petakan Titik Rawan Jelang Operasi Lilin Candi 2025
“Anaknya senang kalau ayah yang ambil rapor. Jadi buat bapak-bapak lain, sekali-sekali luangkan waktu lah buat ambil rapor anaknya” ungkapnya.
Sementara itu, Syahrul Akbar, orang tua siswa yang juga kerap mengambil rapor anaknya, menilai GEMAR sebagai langkah strategis untuk meningkatkan keterlibatan emosional ayah dalam pengasuhan.
“Banyak anak sekarang yang disebut fatherless, ayahnya ada tapi tidak terlibat secara emosional. Dengan GEMAR ini, ayah bisa lebih terlibat, tahu perkembangan anak, dan membangun kedekatan,” jelasnya.
Ia berharap program ini dapat terus dijalankan secara konsisten karena dinilai mampu memperkuat bonding antara ayah dan anak, sekaligus menekan fenomena minimnya peran ayah dalam proses pengasuhan dan pendidikan.
Baca Juga: Jadwal Misa Natal 2025 Gereja Katolik di Kota Semarang
Melalui GEMAR, Pemkot Semarang berharap keterlibatan ayah dalam pendidikan anak tidak hanya berhenti pada momen pengambilan rapor, tetapi berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.
Orang tua diharapkan terus terlibat aktif dalam mendampingi proses belajar dan perkembangan anak di rumah.