AYOSEMARANG.COM -- Saat akan berkunjung ke Kota Lama Semarang dari arah Stasiun Kereta Api Poncol, akan melalui jembatan tua tapi masih terlihat kokoh.
Walaupun tak semegah Jembatan Merah Surabaya, namun jembatan tua yang memiliki panjang 10 meter ini dapat dikatakan menjadi saksi sejarah perkembangan Kota Semarang.
Jembatan yang dibangun pada tahun 1705 ini konon menjadi jembatan penghubung utama masyarakat Kota Lama yang sebagian besar bangsa Eropa dengan masyarakat luar atau masyarakat sisi barat.
Baca Juga: Wisata Jembatan Kaca di Bandung Paling Viral: Bentuk Mirip Tapal Kuda, HTM Gak Sampai Rp50 Ribu
Adapun masyarakat sisi barat jembatan tersebut merupakan kawasan adat seperti Kampung Melayu, Pecinan, Arab, dan Jawa.
Jembatan ini kini dikenal dengan nama Jembatan Berok.
Di masa lampau, Kota Lama dikelilingi satu benteng yang bernama Vijhoek yang memiliki bentuk segi lima.
Sebagai akses keluar masuk banteng dibangunlah jembatan yang diberi nama Port De Zuider.
Baca Juga: Jembatan Kaca Sepanjang 20 Meter di Jawa Tengah Ini Bikin Tegang, yang Naik Cuma Boleh 20 Orang
Pada masa VOC mulai memasuki Kota Lama, kemudian pada tahun 1824 benteng Vijhoek dibongkar dengan alasan untuk mempermudah hubungan kantor Gubernur VOC dengan kantor-kantor lain di sisi barat.
Setelah benteng telah terbongkar, maka Jembatan Port De Zuider berubah nama menjadi Gouvernements Brug.
Dari kata brug, untuk memudahkan penyebutan masyarakat menyebutnya dengan Jembatan Berok.
Dengan dibongkarnya Benteng Vijhoek, Kota Tua membuat Jembatan Brug atau Berok menjadi semakin memiliki arti penting dalam sosial dan ekonomi kala itu.