semarang-raya

Wijaya Bakery Semarang: Toko Roti Melegenda yang Menolak Tunduk pada Waktu

Sabtu, 8 Februari 2025 | 18:49 WIB
Wijaya Bakery Semarang, toko roti melegenda di Jalan Pemuda yang masih bertahan. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Waktu bagi Wijaya Bakery Semarang seperti apa yang dibilang oleh AS Laksana; penghianat paling bengis, penjahat tak tertundukan yang menyiksa kita pelan-pelan dan menggerogoti kita sedikit demi sedikit.

Waktu juga yang kemudian memaksa Edi Wijaya, pemilik Wijaya Bakery untuk memasang spanduk kecil bertuliskan "dijual" di atas tulisan toko rotinya.

"Kami pasang harga Rp 11 Miliar," ungkapnya saat ditemui Sabtu 8 Februari.

Baca Juga: Toko Tong Hien Semarang Tutup Banyak Pelanggan Punya Kenangan Manis, Terkenal Harga Murah dan Merakyat

Edi bilang saat ini dia keberatan untuk menanggung segalanya; PBB, listrik dan biaya operasional toko. Ongkos yang dia keluarkan per tahun bisa buat membeli motor Vario, katanya. Terlebih, toko roti Wijaya bukan usaha besar seperti samping-sampingnya di Jalan Pemuda.

Kendati pernah jaya, Wijaya Bakery kini hanya seperti usaha rumahan yang mungkin omzetnya tak besar.

"Berat diongkos untuk sekarang," ungkap Edi yang kini sudah berusia 62 tahun.

Di sela-sela keluhannya, Edi menunjukan sebuah foto lama dari HP-nya. Sebuah foto hitam putih lalu ada rumah dua lantai dengan tulisan "Maigon Hoogvlet".

Baca Juga: Sedih! Toko Tong Hien Semarang Gulung Tikar, Toko Kelontong Legendaris Langganan Pengusaha hingga Jenderal

Di depan rumah itu terlihat antrean yang memanjang. Lalu ada juga beberapa penunggang sepeda yang melintas. Kata Edi, itu adalah foto lama Wijaya Bakery di zaman Belanda. Dari foto itu juga Edi hendak menunjukan bahwa di tempat yang sama, puluhan tahun yang lalu, tempat ini pernah sejaya itu.

Maigon Hoogvlet, berdasarkan informasi dari Semarang Heritage, memiliki riwayat catatan alamat dan nomor telepon di tahun 1931 serta memiliki tulisan "patissier cusinier" yang artinya pembuat kue. Namun belun terkonfirmasi berdiri sejak kapan.

Sebagaimana catatan itu, Edy menambahkan, usai rezim berganti Jepang, orang-orang Belanda angkat kaki dari Semarang termasuk pemilik toko itu.

Ketika kemudian kemerdekaan direbut Indonesia, banyak aset negara yang dimiliki oleh TNI. Surjowidjojo bapak dari Edy, kebetulan adalah tentara. Dia ditawari toko itu dan akhirnya menyanggupi.

Baca Juga: 5 Toko Tembakau di Semarang: Berumur 128 Tahun dan Tertua di Jawa Tengah, Khas dan Kualitas TOP, Mulai 10 Ribu

Halaman:

Tags

Terkini