semarang-raya

Remaja Bandel Semarang Punya Cara Baru Buat Eksistensi: Tarung dengan Sajam

Jumat, 14 Februari 2025 | 19:01 WIB
Kapolres Semarang Kombes Syahduddi bersama Kasatreskrim Polrestabes AKBP Andika Dharma Sena saat menunjukan clurit yang digunakan untuk duel satu lawan satu sampai tewas. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Beberapa jam sebelum tubuhnya tersayat dan berdarah-darah, Arga Pandu Wijanarko menyanggupi tantangan berkelahi Muhammad Rizki.

"Kalau sudah jatuh jangan dibacok. Sudah kalah," ujarnya sesaat setelah turun dari motor.

Arga lalu menyiapkan senjatanya. Sebuah clurit dengan panjang 30 cm. Senjata yang biasa digunakan remaja-remaja tanggung pencari jatidiri untuk tawuran.

Sedangkan di sisi lawan, Rizki membawa senjata berjenis corbek dengan panjang yang sama.

Kedua remaja ini sebelumnya saling tantang di sosial media. Tawuran bagi remaja-remaja ini mungkin sudah terlalu biasa. Main keroyokan dan saling serang tanpa arah. Kalaupun bisa memang, namanya tidak terlalu eksis.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 221 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

Maka kemudian mereka coba cara baru; tarung satu lawan satu layaknya jawara di masa lampau dengan senjata tajam. Atau layaknya film-film laga dalam adegan terakhir saat saling head to head dan berdarah-darah. Kalau bisa menang, mungkin nama mereka akan melambung dengan jantan.

Obsesi kejantanan itu tampaknya tak diimbangi dengan ilmu yang cukup.

Usai saling tantang di sosial media, mereka bertemu di Jalan Barito atau tepatnya di SMK Dr. Cipto.

Sampai di sana baik Arga maupun Rizki sama-sama diantar oleh timnya dengan naik motor.

Sorak sorai diteriakan oleh masing-masing tim. Arga dan Rizki bersiap. Mereka mengenakan jaket dan helm. Entah di dalam jaket itu apakah ada pengaman lain yang proper? Tampaknya meragukan.

Baca Juga: Kisah Cinta yang Absurd dalam Pusaran Kriminal Semarang

Satu teman dari Arga seperti pelatih. Dia memberi nasihat. "Jangan lari dan jangan dipaksa," katanya.

Pertarungan dimulai. Sebagai tanda dimulai, keduanya saling membenturkan masing-masing sajam.

Halaman:

Tags

Terkini