Terakhir Yudi juga mengonfirmasi bahwa mayat yang masuk ke Reservoir itu diduga karena nekat masuk tanpa izin sehingga saat ditemukan berada di dalam.
"Kejadian yang terjadi disebabkan pemaksaan oleh orang asing (tidak bertugas sebagai pengampu wilayah di PDAM) memaksa masuk ke wilayah yang dilarang untuk umum, sudah terpagar dan terkunci sesuai SOP. Terkait hal ini juga menjadi evaluasi kami untuk meningkatkan sistem keamanan kami agar bisa berbenah jauh lebih baik," paparnya.
Terkait penemuan mayat di Reservoir Siranda, Yudi menyebut hal itu merupakan ranah penyelidikan kepolisian.
“Reservoir adalah objek vital yang tidak boleh dimasuki umum. Bagaimana korban bisa masuk, itu sedang ditangani kepolisian,” katanya.
Saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil visum untuk memastikan penyebab kematian.
Di sisi lain, Ketua Forum Komunikasi Pelanggan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Ngargono, meminta masyarakat tidak khawatir atas temuan mayat di Reservoir Siranda.
Menurutnya, reservoir tersebut hanya berfungsi sebagai cadangan dan bukan sumber utama distribusi air bersih di Kota Semarang.
“Apa yang disampaikan Direktur PDAM sudah jelas. Reservoir Siranda hanya backup dari sebagian kecil pelanggan. Sebagian besar dari hampir 180 ribu pelanggan kita disuplai dari sumber lain seperti Semarang Barat dan sumur-sumur di Gunungpati,” jelas Ngargono.