SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Di lereng sunyi Kabupaten Kendal, tersembunyi sebuah desa yang dulu nyaris tak terdengar namanya: Ngesrepbalong. Di desa ini, suara alam lebih keras dari suara manusia. Burung-burung langka masih berani bernyanyi, dan sungai mengalir membawa cerita-cerita purba dari hutan.
Namun perubahan mulai datang. Bukan dalam bentuk beton atau aspal, tetapi dari energi yang menyentuh kehidupan. Energi yang tidak hanya memberi cahaya, tapi juga menyalakan kesadaran.
Sejak tahun 2021, PLN Indonesia Power UBP Semarang hadir di tengah masyarakat Ngesrepbalong. Bukan sebagai perusahaan besar yang membawa jargon teknis, tapi sebagai sahabat perjalanan yang mendengarkan, memahami, dan bertindak dengan hati.
Bagi PLN IP, energi adalah lebih dari sekadar listrik yang mengalir di kabel-kabel. Energi adalah napas, denyut kehidupan yang harus selaras dengan semesta. Dari keyakinan itulah, lahir program-program yang tak hanya membangun, tetapi memberdayakan dan melestarikan.
Lewat program KembangDesa—singkatan dari Kembangkan Pariwisata Ngesrepbalong, Dukung Ekonomi dan Pelestarian Alam, PLN IP menggandeng Kelompok Sadar Wisata Gunungsari, UNNES, dan tokoh-tokoh lokal untuk menghidupkan potensi desa.
Dua paket wisata kini menjadi kebanggaan warga: Birdwatching dan Edukopi. Birdwatching bukan hanya soal melihat burung, tapi mengenal jiwa alam melalui mata seekor elang. Dipandu oleh Kang Polo, seorang mantan pemburu yang kini menjadi penjaga, setiap langkah di jalur hutan menjadi pelajaran hidup. Dari lelaki yang dulu memburu demi bertahan, kini ia berdiri sebagai penjaga, dengan mata yang menatap pohon-pohon seperti saudara.
Lalu ada Edukopi, pengalaman menyelami perjalanan biji kopi dari tanah hingga cangkir. Kopi khas Gunungsari, yang ditanam dengan cinta dan dipanen dengan prinsip ramah lingkungan, tak hanya menghadirkan rasa, tapi juga pesan keberlanjutan. Setiap tegukan adalah cerita tentang bumi yang dirawat, tentang petani yang kini menjadi pelaku perubahan.
Tak berhenti di situ. PLN IP UBP Semarang turut membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memanfaatkan aliran sungai di hutan. Energi bersih itu kini menyala di rumah-rumah warga, warung kopi, dan jalur wisata yang makin ramai.
“Lampu di sini memakai instalasi mikrohidro dengan daya 4.000 watt. Sumber tenaganya dari air sungai yang mengalir. Ini bukti bahwa energi bersih bisa langsung dirasakan masyarakat,” ujar Flavianus Erwin Putranto, Senior Manager PLN IP UBP Semarang, di sela-sela media gathering, belum lama ini.
Namun lebih dari cahaya, PLN IP menghadirkan harapan. Lewat edukasi lingkungan, konservasi hutan, pembangunan Trash Screen untuk menjaga sungai dari sampah, hingga pemberdayaan UMKM Kopi Endemix dan Kelompok Tani Berkah Wana Lestari, masyarakat kini tak hanya hidup dari alam, tapi juga menjaga dan merawatnya.
Program-program itu mendorong terciptanya ekonomi sirkuler yang ramah lingkungan. Dengan dukungan PLN IP, produk Kopi Endemix bahkan berhasil menembus pasar nasional. Pendapatan petani meningkat, kehidupan membaik, dan yang paling penting: kesadaran baru tumbuh.
Salah satu kisah paling menyentuh datang dari Wahyudi, seorang pemuda lokal yang dulu hidup dari menebang pohon dan memburu burung langka. Setelah mendapat pelatihan dari PLN IP dan berbagai mitra, hidupnya berubah.
Kini ia menjadi aktivis lingkungan, menggerakkan pemuda desa, dan membangun desa wisata yang tidak hanya menarik, tapi juga edukatif. Berkat keterampilan baru sebagai barista dan pengelola wisata, 15 pemuda desa kini punya penghasilan tetap, dengan rata-rata Rp1.030.000,- per bulan.
“Sebelumnya kami tidak tahu bahwa yang kami lakukan merusak. Tapi setelah mendapat edukasi, kami sadar bahwa alam ini bisa menjadi sumber penghidupan yang lestari,” tutur Wahyudi, matanya berbinar di balik kepulan kopi.