semarang-raya

Enam Hari Sekolah Akan Kembali? Ini Respons Wali Kota Semarang

Jumat, 28 November 2025 | 08:56 WIB
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menanggapi terkiat wacana enam hari sekolah. (semarangkota.go.id)

AYOSEMARANG.COM -- Wacana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk kembali menerapkan sistem enam hari sekolah bagi jenjang SMA/SMK mendapat perhatian dari Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti.

Ia menilai setiap perubahan di sektor pendidikan harus dipastikan memiliki dampak yang jelas bagi siswa maupun orang tua.

"Setiap perubahan kebijakan pendidikan perlu disertai kajian mendalam agar benar-benar memberi manfaat bagi siswa dan keluarga," ujarnya, dikutip Ayosemarang.com, Jumat 28 November 2025.

Baca Juga: PSIS Semarang Menolak Libur Lama, Langsung Tancap Gas Latihan untuk Perbaiki Kekurangan

Agustina menegaskan Pemkot Semarang tidak menutup pintu terhadap kebijakan baru. Jika nantinya aturan enam hari sekolah diperluas ke tingkat PAUD, TK, SD, hingga SMP, Pemkot siap menyesuaikan.

Namun, ia menekankan bahwa keputusan apa pun wajib melalui proses analisis yang matang oleh Bappeda.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah kota juga sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan arah kebijakan tetap selaras dan tidak menimbulkan polemik di lapangan.

"Kita sudah berkoordinasi dengan pusat. Yang jelas, harus ada kajian mendalam dari Bappeda sebelum mengambil keputusan," samnbungnya.

Selain soal regulasi, Agustina menyoroti perlunya ruang bagi siswa untuk mengembangkan diri jika jadwal belajar kembali berlangsung enam hari. Menurutnya, pola belajar baru harus tetap memberi ruang bagi aktivitas bermanfaat di luar kelas.

Baca Juga: Pagar SD Srondol Wetan 4 Ambrol Diterjang Arus Sungai, Warga Panik Saat Hujan Deras

"Penyesuaian ini justru bisa membuka peluang bagi kegiatan positif bagi siswa, sehingga waktu luang mereka terarah dan bermanfaat," lanjutnya.

Ia menilai waktu sore bisa dijadikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengikuti kegiatan yang memperkaya pengalaman mereka, seperti mengaji, les menari, hingga pelatihan keterampilan yang digelar di lingkungan tempat tinggal.

Kegiatan seperti itu, kata Agustina, tidak hanya memperluas pengetahuan, tetapi juga membantu melindungi anak dari aktivitas yang tidak produktif.

"Anak-anak bisa mengikuti kegiatan sore yang positif, seperti mengaji atau les menari. Ini bisa jadi keterampilan tambahan dan menghindarkan mereka dari hal-hal negatif," tuturnya.

Halaman:

Tags

Terkini