Baca Juga: Ayu Aulia Siapa? Geger Diduga Berupaya Bunuh Diri, Polisi Temukan Ini
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, berdasarkan hasil pantauan di lokasi, baik toko modern, swalayan maupun pasar tradisional, stok
minyak goreng memang jumlahnya terbatas.
Tidak ditemukan ada penimbunan, namun untuk toko modern, sengaja tidak mengeluarkan semua stok di rak, karena untuk menghindari adanya serbuan dari pembeli.
"Ternyata setelah kita cek di minimarket nggak ada penimbunan, memang barangnya datangnya dua hari sekali dan mereka pun dibatasi," katanya.
Secara umum, stok minyak goreng di Kabupaten Kendal mencukupi untuk kebutuhan masyarakat, hanya saja, jumlahnya terbatas, tidak seperti ketika kondisi normal.
Sementara di kios-kios pasar tradisional, selain stoknya terbatas, minyak goreng yang dijual masih dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET).
Harganya bervariasi, tergantung merknya, mulai dari Rp 17.000 hingga Rp 20.000 per liter.
Baca Juga: (SEMARANGAN) Mengenal Tasripin Part 2: Konglomerat yang Dermawan dan Tidak Suka Kemewahan
Hal ini karena sudah hampir satu bulan, tidak ada sales yang memasok minyak goreng. Untuk mendapatkan minyak goreng, justru harus mencari secara online, namun harga sudah di atas HET.
"Barangnya langka, tidak ada sales yang datang, ini saya beli lewat online," kata Muzaroah, penjual di Pasar Kendal.