Seperti apa kira-kira hakikat keadilan dan kebenaran yang diperjuangkan media? Etika substantif, etika operasional, etika kemanusiam, selalu mengajarkan untuk mendahulukan kepentingan umum dan kemanusiaan dibanding kepentingan golongan dan pribadi.
''Alquran menggariskan tentang kata-kata universal yaitu 'Minazzulumati Ilannuur' atau dari kegelapan menuju cahaya. Bagi saya, ini tuntutan orientasi yang beraksen pada tugas wartawan. Cahaya ini harus lahir dari sikap percaya. Cahaya bagi masyarakat adalah informasi yang akuntabel. Informasi akuntabel lahir dari disiplin verifikasi. Jadi wartawan sebenarnya sesuatu yang tak mudah. Sulit mengucapkannya, karena sekali mengucapkan ada tanggung jawab yang mengikatnya,'' tambah dosen, penulis buku dan penyair ini.
Dia ingin wartawan hargai profesinya sendiri. Jangan malah kebebasaan pers dirusak oleh perilaku wartawan sendiri.
Baca Juga: Jimin BTS Terima Gelar Diploma Kehormatan dari Busan Arts High School, ARMY Ucapkan Selamat
''Mari kita jaga dan rawat. Di Hari Pers Nasional ini ketika mitra kerja memberikan respek luar biasa, kita makin merunduk di dalam sebuah renungan bahwa UU Pers tak hanya melindung kita, tapi UU juga melindungi masyarakat secara keseluruhan dari kemungkinan anarkisme jurnalistik yang berpotensi lahir dari wartawan yang tak kompeten dan tidak profesional," katanya.
Di akhir sambutannya, Amir menyatakan bahwa insan pers sangat memiliki rasa cinta dan respek kepada semua mitra kerja sebagaimana cinta dan respek kepada Indonesia. Cinta Indonesia berarti berjuang mewujudkan cita-cita pendiri bangsa agar negeri ini maju. Ini sesuai tema HPN Jateng, ''Jateng Jaya Indonesia Maju,''.
Penyambung Komunikasi
Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno yang hadir mewakili gubernur menyampaikan selamat kepada para insan pers yang merayakan HPN tahun 2022.
Menurutnya, peran pers sangat strategis sebagai penyambung komunikasi yang positif antara pemerintah dan masyarakat di era digitalisasi saat ini.
Baca Juga: Simak!! Ini Penjelasan Lengkap Kapolda Jateng Terkait Kasus Wadas
Termasuk bagaimana agar informasi kebijakan dan program-program pembangunan di Provinsi Jawa Tengah, serta kabupaten/kota dapat diterima masyarakat secara jelas dan berimbang.
"Apa yang pemerintah lakukan tidak bisa langsung tersampaikan kepada masyarakat. Maka melalui panjenengan para wartawan yang punya saluran yang jelas, kami mohon bantuan dari teman-teman semua untuk menyampaikan ke masyarakat. Baik mengenai program, capaian, sosialisasi, dan sebagainya," katanya.
Menurut Sekda, peran pers sebagai penyeimbang informasi sangat penting. Terlebih pada era digitalisasi seperti sekarang yang marak media sosial, sehingga siapapun bisa menjadi "wartawan", termasuk masyarakat. Namun bedanya, masyarakat yang menjadi "wartawan" saat menyampikan informasi tidak berpedoman pada kode etik.
"Profesi wartawan pasti ada kode etik. Sedangkan masyarakat biasa begitu mendengar sedikit informasi langsung di-upload di media sosial. Kami mohon bantuan panjenengan semua (wartawan) yang mempunyai jaringan, kompetensi, dan kode etik untuk menyeimbangkan atau menetralisir informasi yang disampaikan masyarakat yang seolah-olah sebagai wartawan," pintanya.