Terlepas dari misi yang dia bawa, Nina mengaku kagum dengan Kampung Batik Semarang.
Pasalnya, dengan identitas batik, kampung ini cukup elok dan sedap untuk dipandang.
Oleh karena itu, ke manapun dia melangkah, Nina yang datang bersama rekannya bergantian minta foto.
"Kampung seindah ini ternyata ada di Kota Semarang. Hp saya penuh ini sama foto-foto di Kampung Batik," paparnya sembari melangkah pergi.
Konsistensi Kampung Batik untuk terus menjadi daya tarik juga tidak lepas dari peran Pemerintah.
Baca Juga: Jadwal Liga Europa Malam Ini 6-7 Oktober 2022 Omonia vs Man United dan AS Roma Live SCTV Jam Berapa?
Hal itu diungkapkan oleh Christina Tutik (52) selaku warga asli Kampung Batik sekaligus penjual batik.
"Kampung Batik semakin hidup, penjual sovenir dan kain batik juga terbantu, alhasil perekonomian masyarakat terangkat," ucapnya.
Christina menambahkan agenda tahunan yang digelar di Kampung Batik adalah Tradisi Titiran.
Tradisi itu untuk memperingati peristiwa terbakarnya Kampung Batik saat Pertempuran Lima Hari di Semarang.
"Kegiatan saat Hari Batik di kampung ini juga meriah. Beberapa pekan ke depan akan banyak kegiatan, misalnya memperingati Pertempuran Lima Hari di Semarang yang ada dihadiri Wakil Walikota Semarang Hevearita G Rahayu langsung. Kampung ini memang kecil namun dikenal di mancanegara," tambahnya.
Baca Juga: Harga Realme 8 Series Keterlaluan Murah di Oktober 2022, Begini Spesifikasi dan Fiturnya
Sejauh ini kegiatan Kampung Batik selalu ramai, terutama di bulan Oktober.
Misalnya pada 2 Oktober kemarin diperingati sebagai Hati Batik Nasional.
Dalam peringatan itu ada perhelatan sepeda onthel Semarang yang berkumpul di Kampung Batik.