AYOSEMARANG.COM -- Berikut tiga mitos yang masih dipercaya sebagai tolak bala pada tradisi Rebo Wekasan.
Rebo Wekasan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan saat bulan Safar.
Sampai saat ini, peringatan Rebo Wekasan masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
Baca Juga: Rabu Wekasan Pembawa Sial? Ini Waktu Terbaik Sholat Hajat Tolak Bala di Rebo Wekasan Bulan Safar
Sebagai informasi, Rebo Wekasan merupakan Rabu terakhir di bulan Safar atau Shafar. Tahun ini Rebo Wekasan jatuh pada 13 September 2023, di bulan Safar 1445 H.
Secara harfiah, pengertian Rebo Wekasan atau biasa disebut Rebo Pungkasan adalah Rabu terakhir. Rebo dalam bahasa Jawa adalah hari Rabu, sedangkan Wekasan artinya terakhir.
Banyak mitos yang masih dipercaya bahwa Rebo Wekasan dianggap menjadi hari paling sial sepanjang tahun.
Bagi sebagian orang, beberapa mitos yang masih dipercaya dan dianggap keramat. Banyak yang meyakini bahwa pada hari Rebo Wekasan akan datang bencana.
Baca Juga: Mengenal Peringatan Rebo Wekasan Setiap Bulan Safar: Benarkah Ada Tradisi Khusus Tolak Bala?
Oleh karena itu, pada hari Rebo Wekasan di beberapa tempat banyak yang masih melakukan tradisi berdoa dan memohon keselamatan kepada Tuhan agar dijauhkan dari kesialan dan bencana.
Beberapa tradisi pun dilakukan saat Rebo Wekasan. Salah satunya di Desa Wonokromo, Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.
Tradisi Rebo Wekasan dilakukan dengan mengarak lemper raksasa keliling kampung, kemudian nanti dipotong secara simbolis dan dibagikan kepada warga setempat.
Tradisi Rebo Wekasan sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan lainnya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Pantangan dan Larangan di Rebo Wekasan, Jangan Dilanggar, Akibatnya Bikin Jantungan