Kemarau Masih Panjang, PJ Gubernur Jateng Minta Pendaki Waspada Kebakaran Hutan

photo author
- Sabtu, 16 September 2023 | 18:20 WIB

 

BALI, AYOSEMARANG.COM - Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Nana Sudjana A.S, M.M, mengimbau masyarakat terus waspada selama musim kemarau ini. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) musim kemarau masih terus berlangsung hingga memasuki awal musim penghujan di Bulan November.

Nana Sudjana menerangkan, hingga 8 September data yang masuk, jumlah kebakaran di Jawa Tengah terdapat 171 titik. Dari jumlah tersebut, 156 kejadian merupakan kebakaran lahan, 12 kejadian kebakaran hutan, dan 3 kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA).

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap kekeringan yang terjadi saat ini, khususnya masyarakat yang ada di pinggir hutan. Kita tahu kebakaran bukan faktor alam, tapi faktor manusia. Sehingga perlu kita perlu lakukan terus menerus sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya karhutla," kata Nana Sudjana usai
Menerima penghargaan SPHP di Hotel Intercontinental Bali, Jumat 16 September 2023 malam.

Baca Juga: Top 3 Kota Terpadat di Jawa Tengah, Nomor 1 Bukan Semarang Apalagi Magelang, Ternyata Kota Ini!

Nana juga mengingatkan kepada para pecinta alam, agar bersikap lebih hati-hati saat beraktivitas di wilayah pegunungan.

Menurutnya, saat ini dengan kemarau panjang, pohon-pohon mulai mengering, hal ini sangat membahayakan apabila seseorang memercikan api atau membuang puntung rokok sembarangan.

"Ini dapat menyebabkan kebakaran. Sebagaimana kita ketahui, ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan, dapat menyebabkan adanya pencemaran lingkungan yang sangat berbahaya bagi manusia," imbuhnya.

Baca Juga: 5 Daerah Paling Makmur di Jawa Tengah, Angka Kemiskinan Paling Kecil Jatuh Pada Kota Ini

Menambahkan, Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catur Sasi Penanggungan, mengatakan dari 171 kejadian kebakaran di Jateng 90 persen dapat ditangani dalam waktu 24 jam.

Menurutnya, tingkat kepedulian warga menjadi sangat penting untuk menjaga lahan dari kebakaran.

"Berkaitan dengan pendaki, pengguna lahan di pegunungan diimbau tidak membakar. Ada beberapa pos (pendakian) melarang membuat tungku api. Namun di lapangan,"katanya.

Baca Juga: Saling Klaim Tahu Gimbal Pak Edy Semarang yang Asli, Ada yang Sejak 1972 dan Sudah Punya Hak Cipta

Bergas menjelaskan, pemanfaatan teknologi tepat guna juga menjadi penentu agar api bisa dipadamkan. Ia memaparkan, penggunaan air dan sabun sangat efisien untuk mendinginkan suhu lahan yang terbakar. Air sabun tersebut, disemprotkan menggunakan sprayer desinfektan bekas pandemi Covid-19.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X