Nama Golong Gilig mulai pudar sejak terjadinya gempa pada tanggal 10 Juni 1967 saat gempa bumi besar melanda Yogyakarta dan tugu ini runtuh.
Baca Juga: Mengenal Ijazah Muadalah, Kesetaraan ijazah Lulusan Pesantren dengan Sekolah Umum
Hingga pada tahun 1889 pemerintah kolonial membangun kembali tugu dengan bentuk persegi.
Tiap sisinya terdapat prasasti sebagai pemberitahuan siapa saja yang terlibat pada renovasi tersebut.
Sejak dilaksanakan renovasi tersebut model tugu berubah termasuk ketinggiannya yang hanya 15 meter hingga saat ini, termasuk namanya berubah menjadi Tugu Pal Putih.
Walaupun telah direnovasi pemerintah kolonial yang pasti ada unsur politik yang terkandung.
Namun bagi masyarakat Jogja tugu ini tetap menjadi lambang persatuan Sultan dan Rakyatnya.