Kenapa Nasi Bungkus di Angkringan Dinamakan Nasi Kucing? Ternyata Asal-usulnya Begini

photo author
- Jumat, 13 Oktober 2023 | 13:43 WIB
Nasi kucing. (Ilustrasi - Unsplash: Elang Wardhana)
Nasi kucing. (Ilustrasi - Unsplash: Elang Wardhana)

AYOSEMARANG.COM -- Nama nasi kucing mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kuliner yang satu ini sudah bukan konsumsi masyarakat di Kota Solo dan Jogja saja, tapi sudah tersebar di berbagai daerah lainnya.

Jenis kuliner yang hanya kita dapatkan di warung angkringan atau biasa disebut hik ini cukup familiar bagi semua lapisan masyarakat mulai dari anak muda hingga orang tua.

Angkringan biasanya sekaligus menjadi tempat untuk nongkrong warga, bermacam makanan tradisional menjadi sajian khas di angkringan, seperti aneka gorengan, jadah, sate usus, tahu-tempe bacem. Tentu tak ketinggalan adalah nasi kucing.

Baca Juga: Nasi Pecel Legendaris di Semarang Eksis Sejak 1990an, Porsi Komplit Harga Gak Sampai Rp20 Ribu!

Demikian juga dengan minuman hangat seperti teh, kopi, jahe dan lainnya.

Nasi kucing berupa bungkusan nasi yang dicampur dengan irisan bandeng dan sambal. Namun dalam perkembangannya, lauknya sering diganti dengan beragam menu di antaranya telur atau oseng-oseng.

Tetapi sebenarnya nasi bungkus yang berisi nasi dan bandeng inilah yang menjadi awal mula diberi nama nasi kucing, karena isinya yang mirip dengan makanan yang biasa diberikan untuk makanan kucing.

Karena takarannya yang sedikit juga menjadi satu penyebab sebutan nasi kucing.

Baca Juga: TOP 3 Tempat Makan Nasi Goreng Paling Hits dan Terkenal Nikmat di Jogja, Aroma Rempahnya Bikin Ngiler

Istilah nasi kucing ini tak bisa lepas dari pedagang kaki lima yang biasanya hanya buka pada malam hari.

Pada mulanya angkringan berasal dari kaum urban yang berasal dari Klaten.

Pada kisaran tahun 1930, seseorang yang bernama Karso Djukut, salah seorang warga Bayat, Klaten memulai usaha angkringan di daerah perantauannya yakni Solo.

Karso mulai berdagang makanan berjalan kaki keliling kampung dengan menggunakan angkringan yang dipikul.

Baca Juga: TOP 5 Tempat Makan Legendaris di Malang: Berjaya Hampir 100 Tahun, Ada Nasi Brintik dan Rawon Enak, Nagih!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahma Rizky Wardani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemenimipas Teken MoU dengan Delapan Lembaga Negara

Rabu, 19 November 2025 | 21:03 WIB
X