AYOSEMARANG.COM-Angka balita terindikasi stunting Kabupaten Batang berdasarkan survei Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyrakat (e-PPGBM) mencapai 5.275 jiwa dari 37.302 jiwa atau setara 14,14 persen.
Survey E-PPGBM berdasarkan pengukuran berat badan. Lalu, ada juga survei Studi Status Gizi Indonesia (SGGI) yang mencatat angka stunting 21,7 persen.
Angka stunting Kabupaten Batang (berdasarkan survey SGGI) cukup tinggi. Yakni di bawah nasional (24 persen), di atas Jawa Tengah (20 persen).
Prihatin dengan kondisi tersebut, sebuah komunitas di lingkup kecil yakni masyarakat yang tergabung dalam Posyandu Kuncup Mekar di Desa Beji, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang membuat terobosan yang tidak biasa. Anggota Posyandu tersebut mampu membantu mengentaskan stunting dengan tidak mengandalkan program pemerintah.
Para pengurus didukung anggotanya membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Simpan Pinjam Mekar Jaya. Dari hasil usaha KUB Simpan Pinjam ini, sebagian keuntungannya digunakan untuk mengurangi angka stunting di wilayah Desa Beji.
Posyandu Kuncup Mekar membawahi sembilan posyandu yaitu satu Posyandu Bindu, empat posyandu Balita, tiga posyandu Lansia dan satu posyandu ibu hamil.
Dari hasil usaha simpan pinjam para pengurus Posyandu ini digunakan untuk memenuhi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Balita. Total sudah ada 580 balita yang mendapat PMT secara gratis.
"Sekitar 50 persen hasil KUB Simpan Pinjam untuk PMT yang tersebar di 9 Posyandu. Sisanya untuk tambahan modal usaha," kata Ketua Posyandu Kuncup Mekar, Solechati saat ditemui awal bulan ini.
Tidak main-main, aset yang dimilik KUB Simpan Pinjam Mekar Jaya saat ini sudah mencapai Rp58,5 juta. Anggotanya mencapai 43 orang. Aset sebesar ini termasuk cukup lumayan untuk mendukung pengentasan stunting dengan memberikan gizi ke masyarakat khususnya yang mengalami kendala pada pemberian makanan bergizi pada anak balitanya.
Solechati menyebutkan bahwa secara kumulatif, Sisa Hasil Usaha (SHU) dari usaha simpan pinjam KUB Kader berjumlah total Rp813.404.000. Adapun dari total hasil SHU tersebut, sebesar Rp445.791.950 telah didistribusikan untuk kebutuhan PMT bagi 57 posyandu di 14 desa.
"Keuntungan dari usaha simpan pinjam sebagian kita untuk pemenuhan kebutuhan PMT balita," jelasnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang, dr Ida Susilaksmi mengatakan faktor penyebab stunting di Batang sangat kompleks. Tapi pilar utamanya ada pola makan, pola asuh dan sanitasi.
"Ketiga itu berkontribusi dan di Batang masih bermasalah, misalnya untuk pola makan. Karena di kita masih kenal pantangan pada ibu hamil dan ibu menyusui. Padahal makanan bergizi dan sehat sangat dibutuhkan bagi ibu hamil, ibu menyeusui dan bayi. Untuk pertumbuhan otak fan badanya," terangnya.
Hal itu, kata dia terjadi karena keterbatasan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, apa yang telah dilakukan Posyandu Kuncup Mekar sangat membantu upaya pemkab dalam mengurangi angka stunting dan bisa menjadi role model bagi Posyandu di daerah lain.***