Syifak Muhammad Yus Sebut Pilpres Sekali Putaran Solusi Efisiensi Waktu dan Pencegahan Perselisihan

photo author
- Jumat, 22 Desember 2023 | 20:15 WIB
Koordinator Nasional Formasi Indonesia Moeda (FIM) Syifak Muhammad Yus. (istimewa)
Koordinator Nasional Formasi Indonesia Moeda (FIM) Syifak Muhammad Yus. (istimewa)

Kedua, hemat biaya. Apabila pilpres berlanjut pada putaran kedua, maka itu membutuhkan tambahan biaya sebesar kurang lebih Rp17 triliun.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan di Jalan Tol Gayamsari Semarang, Petaka Innova Ngebut Hantam Truk hingga Ringsek Total

“Sebaliknya, apabila pilpres berlangsung sekali putaran, maka hal itu akan menghemat anggaran. Anggaran sebesar 17 triliun bisa dikembalikan ke kas negara, dan dapat digunakan untuk kepentingan rakyat, atau dialokasikan untuk program pemerintah lainnya,” paparnya

Ketiga, Pilpres 2024 sekali putaran akan membuat Indonesia lebih damai untuk mencegah kekhawatiran munculnya potensi polarisasi politik ekstrem yang menajam pada putaran kedua. Apalagi melihat dinamika politik terakhir, posisi Anies Baswedan sudah mulai menggeser Ganjar Pranowo.

“Artinya pada putaran kedua Prabowo-Gibran berpotensi akan berhadapan dengan Anies-Muhaimin yang notabene didukung oleh para pencetus politik identitas. Seperi Ustadz Abdul Somad, Rizieq Shihab dan Ijtima’ Ulama. Kondisi pada Pilpres 2024 akan semakin tajam ledakan polarisasinya, isu jual ayat dan mayat akan kembali menjadi narasi perbincangan di masyarakat. Itu tidak boleh terjadi,” harap Syifak

Lebih jauh Syifak mengatakan, hasil kajian Formasi Indonesia Moeda bahwa potensi polarisasi pada Pilpres 2024 bukan sekedar mitos, tapi nyata dan terjadi di masyarakat Indonesia. Hal itu didasari oleh dua hal.

Pertama, temuan hasil survei nasional yang dilakukan oleh Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia menyebut bahwa polarisasi politik Indonesia itu bukan sekedar mitos melainkan fakta, yakni benar-benar terjadi di masyarakat.

“Dalam kajian dari UI itu, kita melihat medium polarisasi itu bisa terjadi di dunia maya dan dunia nyata. Polarisasi itu bisa terjadi berdasarkan agama, polarisasi berbasis kepuasan kinerja pemerintah, berbasis anti luar negeri (asing dan aseng), dan bukan mustahil kembali terjadi di Pilpres 2024,” ujar Syifak

“Itu artinya, temuan survei Laboratorium Psikologi Politik UI yang memotret polarisasi itu bukan mitos semata, tetapi benar-benar terjadi di masyarakat,” tambahnya

Kedua, kata Syifak, merujuk pada artikel berjudul ‘Indonesia’s polarisation isn’t dead, just resting’, Seth Soderborg & Burhanuddin Muhtadi. Sesuai judulnya, artikel ini menyebutkan bahwa polarisasi yang ada di masyarakat kita, Indonesia, tidak sepenuhnya berakhir atau menghilang. Melainkan hanya ‘jeda sejenak’.

“Dengan menggunakan kata ini, ‘jeda’ atau ‘istirahat’ sejenak, hal ini memberi penegasan bahwa polarisasi yang ‘jeda sejenak’ itu bisa saja ‘terangsang’ untuk muncul. Polarisasi memiliki basis massa yang berakar pada garis-garis pembelahan politik yang telah berlangsung lama dan permanen,” jelas Syifak.

Dijelaskan Syifak, kontestasi pilpres dua putaran bisa saja terjebak pada situasi yang menakutkan. Hidup dan berkobarnya lagi polarisasi yang tersembunyi. Polarisasi yang sudah punya akar itu bisa saja ‘dihidupkan’ dan ‘dimobilisasi’ oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan elektoral.

“Adakah pihak-pihak yang ‘biasa’ dan ‘ketagihan’ memainkan politik identitas yang bisa berujung pada politik? Itu soal lain. Tapi apa yang bisa kita lakukan saat ini adalah bagaimana mengantisipasi untuk tidak memberi ‘ruang’ bagi muncul dan ter-trigger-nya situasi politik yang kembali terpolarisasi sedemikian tajam,” terangnya

Lanjut Syifak, gagasan Pilpres 2024 sekali putaran disuarakan oleh semua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), baik Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Tetapi, kata Syifak, mencermati kondisi objektif yang berhasil dipotret berbagai lembaga survei kredibel, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang paling potensial menang sekali putaran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X