SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Masih ingat kejadian Kereta Api 112 Brantas di Perlintasan Sebidang Jalan Madukoro Semarang pada Selasa 18 Juli 2023 lalu? Kabar terbaru, Pengadilan Negeri Semarang menjatuhkan pidana penjara selama 5 bulan kepada supir truck trailer berinisial HS yang menemper atau menabrak Kereta Api 112 Brantas tersebut.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo menyampaikan bahwa berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Semarang pada persidangan perkara pidana nomor 706/Pid.Sus/2023/PN SMG tanggal 6 Februari 2024, Majelis Hakim menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana pasal 310 ayat 1 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan menghukum Terdakwa dengan pidana penjara paling lama 5 bulan dan denda 1 juta rupiah, apabila tidak bisa membayar di ganti dengan pidana kurungan selama 2 bulan.
Seperti diketahui, KA 112 Brantas relasi Pasar Senen - Blitar tertemper Truk Trailer pada Jalan perlintasan (JPL) 06 Km 1+523 petak jalan Jerakah - Semarang Poncol pada Selasa 18 Juli 2023 pukul 19.32 WIB. Akibat kejadian tersebut, Lokomotif KA Brantas mengalami kebakaran dan 2 jalur KA pada petak Jerakah - Semarang Poncol pada saat itu tidak dapat dilalui.
Baca Juga: Doa Buka Puasa Nisfu Syaban, Tambahkan Bacaan Ini Selain Allahumma laka shumtu....
Dampak dari kejadian tersebut, KAI mengalami kerugian yang cukup besar baik secara materii maupun immaterial. “Selain kerusakan pada lokomotif dan kereta, juga mengakibatkan kerusakan pada jalur rel dan jembatan kereta api. Belum lagi adanya keterlambatan perjalanan kereta api akibat kejadian tersebut,” ungkap Franoto.
KAI secara tegas menghimbau kepada seluruh masyarakat pengguna jalan raya untuk mendahulukan perjalanan kereta api. Hal tersebut sesuai dengan UU 23 Tahun 2007 tentang Perekeretaapian pada Pasal 124 yang menyatakan pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, pengguna jalan raya diwajibkan menaati aturan yaitu dengan berhenti ketika alarm sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain.
Pengguna jalan juga wajib mendahulukan kereta api dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel. Aturan tersebut telah tertuang dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pasal 114.