Kemeriahan Lopis Raksasa Syawalan di Pekalongan: Refleksi Filosofi dan Ekonomi Lokal

photo author
- Rabu, 17 April 2024 | 18:02 WIB
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid saat memotong Lopis.  (Dok)
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid saat memotong Lopis. (Dok)

PEKALONGAN, AYOSMARANG.COM - Pekalongan, sebuah kota yang kaya akan warisan budaya, kembali mempersembahkan Festival Lopis Raksasa 2024.

Festival yang digelar setiap bulan Syawal bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah simbol tradisi yang telah melekat erat di hati masyarakat, khususnya bagi warga Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara.

Bertepatan dengan seminggu setelah Hari Raya Idulfitri, atau pada tanggal 17 April 2024, festival ini berlangsung dengan semarak yang syarat penuh momen.

Tahun ini, festival yang mengusung tema “Semangat Kolaborasi untuk Menjaga Tradisi” berhasil menarik perhatian dan decak kagum ribuan warga, baik dari Kota Pekalongan maupun dari luar kota.

Baca Juga: PJ Bupati Batang Apresiasi Inisiatif Ekonomi Masyarakat melalui Lomba Dayung

Mereka berduyun-duyun datang untuk menjadi saksi bisu pemotongan lopis raksasa yang legendaris, dan tak lupa, berebut potongan lopis yang dibagikan oleh panitia dengan penuh antusiasme dengan mengabadikan momen tersebut melalui smartphone.

Festival ini berlangsung di dua lokasi yang telah menjadi rumah bagi tradisi ini, yakni Kampung Krapyak Kidul Gg.8 (Gang Sumbawan) dan Krapyak Lor Gg 1.

Di lokasi pertama, sebuah lopis raksasa dengan berat 2.018 kg, tinggi 232 cm, dan diameter 250 cm berhasil diciptakan oleh para pemuda Mushola Darunna’im Krapyak Kidul Gg.8 (Krapyak Sumbawan).

Sementara itu, di Krapyak Lor Gg 1, lopis yang dibuat tak kalah mengesankan dengan berat 2.352 kg, tinggi 198 cm, dan diameter 85 cm.

Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, yang hadir dalam acara pembukaan, menyampaikan betapa pentingnya tradisi potong lopis raksasa bagi masyarakat Pekalongan.

Baca Juga: Wisata Batang Hidupkan Perekonomian Lokal selama Libur Lebaran

Menurutnya, tradisi ini bukan hanya sekedar perayaan, melainkan juga sarana untuk mempererat tali silaturahmi di bulan Syawal. Lopis, atau lupis, yang merupakan makanan khas Krapyak berbahan dasar ketan, tidak hanya lezat namun juga sarat dengan filosofi budaya.

Makanan ini merupakan manifestasi dari nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang tercermin dalam sila ketiga Pancasila.

“Festival lopis raksasa ini adalah warisan yang harus kita jaga dan lestarikan bersama. Ini bukan hanya tentang tradisi, tapi juga tentang memperkuat ikatan antara warga Krapyak dan masyarakat di sekitarnya,” ujar Aaf, sapaan akrab Walikota, Rabu 17 April 2024.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X