BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Di tengah gemerlap kemajuan zaman, sebuah desa kecil di Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berdiri teguh sebagai benteng warisan spiritual yang kaya sejarah.
Desa Gringgingsari, yang terletak di lembah hijau Wonotunggal, menyimpan kisah-kisah spiritual yang telah lama terjaga.
Desa ini tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga sebagai tempat peristirahatan Sunan Kajoran, seorang wali Allah yang kisahnya telah melewati batas waktu.
“Ada yang mengatakan beliau berasal dari Arab, ada pula yang mengatakan dari Cirebon. Mungkin saja keduanya benar,” ujar Murodi (43) juru kunci Makam Sunan Kajoran, pada hari Sabtu 20 April 2024.
Baca Juga: Mantap! Sampoerna Kayoe Investasi US Juta di KIT Batang
Dikatakan bahwa Syekh Abdurrahman Sunan Kajoran tiba di sini sekitar abad ke-14 Masehi, di zaman ketika desa ini masih dikenal sebagai Desa Karang Seno. Sebelum kedatangan Sunan Kajoran, sudah ada seorang pemuka agama bernama Mbah Wongsogati yang terkenal akan kebijaksanaannya.
Pada masa itu, desa ini dilanda wabah penyakit yang mematikan, dikenal dengan istilah ‘pagebluk’, yang dapat merenggut nyawa dalam hitungan jam.
“Mbah Wongsogati memohon pertolongan untuk mengatasi wabah tersebut. Setelah penyakit itu teratasi, beliau berdoa agar dapat menjalankan salat dan sunah dengan khusyuk. Sejak itu, Mbah Wongsogati berjuang untuk menegakkan Islam di sini,” lanjut Murodi.
Seiring berlalu waktu, Desa Karang Seno bertransformasi menjadi Desa Gringgingsari. Untuk menghormati Sunan Kajoran, warga setempat mengadakan peringatan Khaul Syekh Kajoran setiap tahun pada tanggal 9-11 Syawal.
Baca Juga: Kabupaten Batang Perkuat Komunikasi Darurat di Ulang Tahun ke-58 dengan ORARI dan RAPI
Murodi juga menceritakan bahwa makam Sunan Kajoran sering dikunjungi oleh berbagai tokoh penting, mulai dari imam masjid Nabawi hingga tamu dari Maroko dan Lebanon.
“Habib Lutfhi sendiri sudah berkunjung tiga atau empat kali, terkadang saat perayaan Khaul. Bahkan Gus Dur dikabarkan pernah berkunjung ke sini,” tambahnya.
Perayaan Khaul di Desa Gringgingsari diibaratkan sebagai hari raya kedua bagi warga setempat, menyusul Idul Fitri. Ribuan pengunjung dari berbagai daerah datang berkumpul untuk mengenang dan merayakan warisan Sunan Kajoran.
Beberapa peninggalan Sunan Kajoran yang masih terjaga hingga kini antara lain sorban, tongkat, dan pakaian yang pernah beliau kenakan. Selain itu, terdapat juga Sendang Depok, sebuah sumber air yang dipercaya memiliki keberkahan, serta masjid yang masih berdiri kokoh.